Sepi Pembeli, Pasar Ayam Kampung di Aceh Terancam Gulung Tikar

KONDISI ekonomi masyarakat di Provinsi Aceh seperti sedang tidak baik-baik saja. Fenomena itu semakin menimbulkan tanda tanya, dari lemahnya perputaran ekonomi di tingkat pedagang atau masyarakat umum lainnya.

Amatan Media Indonesia sejak sebulan terakhir misalnya, pusat pasar ayam kampung (ayam lokal) di kawasan Keunire, Kabupaten Pidie, Aceh, terancam gulung tikar. Aktivitas perdagangan jual beli ayam dan bebek yang biasanya ramai, sekarang terlihat sangat sepi.

Itu karena puluhan agen (muge) ayam keliling dan pedagang pengumpul tidak hadir menggelar dagangannya. Lalu pekerja jasa potong dan pembersihan ayam sembelihan itu juga libur beraktivitas.

Baca juga : Komnas HAM dan DPR RI akan Inisiasi Peta Jalan Perdamaian di Tanah Papua

Dari kondisi biasanya yang ramai hingga sering antre di tukang jasa sembelih atau pembersih itu, kini tampak lenggang pengunjung. Bukan saja banyak padagang ayam eceran yang terpaksa memilih mengangur, juga tidak sedikit pedagang penampung yang berhenti jual-beli tanpa batas waktu.

"Biasanya mulai pagi selesai waktu salat subuh, sekitar pukul 06.00 Wib, hingga pukul 10.00 pagi, sedang ramai pengunjung mencari ayam kebutuhan warung nasi atau keperluan berbagai kenduri keluarga. Sayang kini sejak pagi hari hingga siang krisis pembeli," tutur Bahagia, seorang agen ayam keliling di Kota Sigli, kepada Media Indonesia, Kamis (17/4).

Sesuai pengamatan Media Indonesia, sekitar pukul 07.00 Wib, hanya satu penjual ayam kampung hadir menunggu pembeli. Lalu seorang lagi adalah agen pengumpul yang biasanya mengambil ayam dagangan dari pedagang keliling.

Baca juga : Raja Juli Ungkap Pentingnya TWA Pulau Weh

Bahkan keranjang ayam yang terpasang pada sepeda motornya itu hanya terisi beberapa ekor ayam. Tidak ada arus pembeli sebagaimana biasanya.

"Pembeli di pasar cukup sepi. Padahal mencari ayam piaraan warga di kampung-kampung untuk barang dagangan cukup susah. Apalagi sekarang orang piara ayam kampung lepas liar tidak seramai dulu," tutur Muslim pedagang ayam kampung lainnya. (E-2)