Kasus DBD di Kabupaten Garut Tembus 2.967 Jiwa, 10 Meninggal

KASUS demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Garut, Jawa Barat sejak Januari hingga November tercatat 2.967. Dari data Dinas Kesehatan tercatat 10 orang meninggal sementara pasien lainnya sembuh.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Asep Surachman mengatakan, kasus demam berdarah dengue (DBD) masih terjadi di masyarakat seiring pergantian musim panas ke kemarau hujan dan adanya potensi banyak sarang nyamuk. Namun, kasus DBD terjadi sejak awal Januari hingga November ini tercatat 2.967 kasus yang ditemukan di pusat kesehatan masyarakat (PKM).

Baca juga : Waspada DBD di Musim Hujan, Pentingnya Melakukan Pencegahan

"Kalau melihat kasus DBD yang terjadi setiap tahunnya memang paling banyak didominasi oleh anak-anak dan remaja. Karena, virus yang masuk lebih cepat tapi peningkatan kasus ini telah menyebabkan 10 orang meninggal tidak tertolong dalam perawatan, meskipun masih ada warga menganggap DBD hanya demam biasa," katanya, Rabu (13/11/2024).

Ia mengatakan, meningkatnya kasus demam berdarah dengue (DBD) yang terjadi selama ini petugas kesehatan masih gencar melakukan berbagai langkah karena berdasarkan laporan sudah tidak ada lagi pasien yang mendapat perawatan di RSUD dr Slamet, puskesmas dan rumah sakit swasta. Namun, upaya tersebut harus terus dilakukan terutamanya kesadaran harus peduli dalam kebersihan lingkungan.

"Kasus DBD yang terjadi karena pergantian musim el nino ke hujan dan untuk sekarang ini kasusnya memang merata di 42 kecamatan. Peningkatan tersebut, agar masyarakat selalu waspada dan rutin membersihkan lingkungan sekitar supaya tidak ditemukan jentik nyamuk dan selalu rutin menguras bak air, menutup, mengubur (3M), pemberantasan sarang nyamuk serta menjaga pola hidup sehat dan bersih (PHBS)," ujarnya.

Menurutnya, kasus demam berdarah dengue (DBD) yang terjadi adanya kenaikannya pada perubahan musim ekstrem hingga kemarau hujan dan Dinas Kesehataan Kabupaten Garut berupaya melakukan sosialisasi dan meminta agar masyarakat untuk siaga, waspada dan selalu melakukan gerakan satu rumah satu jumantik (G1R1J). Karena, serangan nyamuk aedes aegypty dapat menimbulkan kematian jika pasien tidak tertolong.

"Petugas kesehatan berupaya melakukan langkah penurunan terutamanya penanganan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) agar jentik nyamuk tidak tumbuh dewasa. Namun, pemerintah daerah juga meminta agar setiap sekolah, kantor dan lingkungan masyarakat agar selalu menjaga kebersihkan termasuknya di dalam rumah," pungkasnya. (H-3)