Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Kalimantan Tengah Ingin Swasembada Bawang

Surya Sriyanti
03/8/2016 02:40
Kalimantan Tengah Ingin Swasembada Bawang
(ANTARA/Basri Marzuki)

HARGA bawang merah yang belum stabil membuat Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah gerah dan berencana mengembangkan kawasan bawang merah se­luas 96 hektare tahun ini. Pilihan lokasi lahan ditetapkan di 10 kabupaten/kota, antara lain Kabupaten Barito Utara, Kapuas, Kotawaringin Timur, Barito Timur, Barito Selatan, Seruyan Palangkaraya, Murung Raya Pulang Pisau, dan Katingan. Penanaman bawang merah akan dimulai minggu kedua Agustus. Jika 1 hektare lahan mampu menghasilkan 7 ton bawang merah, Kalteng akan memanen 672 ton bawang merah pada Oktober-November mendatang.

Selain menjaga harga tetap stabil, penanaman bawang merah itu ditujukan untuk menekan inflasi. Menurut Kepala Bidang Pengembangan Agrobisnis Dinas Pertanian dan Peternakan Kalteng Dewi Erowati, bawang merah punya andil inflasi cukup besar buat Kalteng. “Akan terus kita rangkul para petani bawang ini untuk mau memperluas lahan garapan mereka sehingga bisa memenuhi kebutuhan lokal dan ke luar,” kata Dewi, Selasa (2/8). Setiap tahunnya, Kal­teng mengonsumsi 4.000 ton bawang merah dan sebagian besar disuplai dari luar provinsi. Terganggunya distribusi atau gagal panen ke­rap membuat harga bawang merah naik turun dan jadi problem serius. Dijelaskan Dewi, pendana­an pengembangan kawasan bawang merah diperoleh dari APBN dan APBD. “Memang cukup mahal untuk pembibitan saja 1 hektare memerlukan bibit sebanyak 1,2 hingga 1,6 ton, sedangkan harga bibit saat ini mencapai Rp35 ribu per kg. Memang kalau mau mengembangkan bawang harus memerlukan dana besar,” ujarnya.

Berbulan-bulan
Pantauan Media Indonesia, mahalnya harga bawang merah sudah berlangsung berbulan-bulan. “Harga bawang merah sekarang masih tinggi saja. Kalau beli karungan, banyak yang busuk. Belum lagi menjualnya ke pelanggan juga susah,” kata Ilah, seorang pedagang sayur di Pasar Pagi, Kota Cirebon, Jawa Barat. Tidak hanya bawang merah, harga bawang putih pun masih tinggi. Kedua komoditas tersebut hingga kini masih dijual seharga Rp40 ribu/kg.

Di Bengkulu, harga bawang merah malah sudah melambung hingga Rp50 ribu per kg. “Naiknya cepat tapi turunnya lama,” kata Cik Minah, 48, pedagang bawang putih dan merah di Pasar Panorama. Harga bawang dan cabai yang mahal juga masih dialami masyarakat Klaten, Jawa Tengah; dan Karawang, Jawa Barat. Harga bumbu dapur yang mahal ditambah dengan harga daging sapi yang belum juga turun membuat sejumlah warung penjual nasi mengakali menu dagangan mereka. “Paling menunya saya kurang­i atau beli bumbunya kita akali. Kayak beli daging sapi saja kita belinya campur enggak beli daging murni,” beber Dewi, pemilik warung nasi di Kelurahan Karawang Wetan.(UL/MY/JS/CS/RF/N-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya