IKATAN Dokter Indonesia (IDI) Daerah Istimewa Yogyakarta bersama IDI Kabupaten Bantul memberikan pendampingan pada Kelurahan Selopamioro, Kapanewon Imogiri, Bantul untuk membantu mengatasi dan mencegah stunting.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul Tri Widiyantoro menjelaskan, Selopamioro saat ini menjadi desa dengan kasus stunting tertinggi di Bantul yakni 12%.
“Tercatat ada 151 anak di Selopamioro yang dinyatakan stunting,” katanya.
Kabupaten Bantul, menurut Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun, stunting di Bantul masih pada kisaran 12%
Tri Widiyantoro menjelaskan, saat ini Pemkab Bantul sedang melalukan penelitian dan evaluasi mengapa di Selopamioro menjadi desa yang memiliki angka stunting tinggi.
"Apakah dari pola makan, perilaku, genetic atau karena lainnya. Dari hasil analisis ini, ujarnya akan diketahi penyebab dan kemudian akan dapat ditentukan langkah yang tepat," cetusnya.
Baca juga : IDI-tegaskan-peran-masyarakan-sebagai-garda-terdepan-pengelolaan-kesehatan
Meski di bawah angka nasional, ujarnya, namun stunting tetap harus dicegah dan yang ‘telah ditemukan’ harus ditangani dengan baik. Ia mengapresiasi IDI DIY dan Bantul yang ikut turun tangan membantu penanganan stunting.
Penanganan stunting, jelasnya, akan lebih baik jika ditangani secara keroyokan atau melibatkan banyak institusi. Belum lama ini, ujarnya, Kodim dan Polres Bantul ikut terjun menangani stunting.
Dikatakan, penanganan stunting ini juga dilakukan dengan cara memberikan gizi yang cukup. Harapannya, balita akan berubah dan tinggi badannya akan meningkat dengan cepat sehingga terbebeasd dari stunting.
“Pemkab Bantul menargetkan pada 2025 mendatang angka stunting turun menjadi 6%,” katanya. (Z-4)
