Headline

Tingkat kemiskinan versi Bank Dunia semakin menjauh dari penghitungan pemerintah.

Fokus

Perluasan areal preservasi diikuti dengan keharusan bagi setiap pemegang hak untuk melepaskan hak atas tanah mereka.

Macet Picu Kerugian Miliaran Rupiah

Yose Hendra
22/7/2015 00:00
Macet Picu Kerugian Miliaran Rupiah
( ANTARA/Iggoy el Fitra)
KEMACETAN hebat yang terjadi di hampir seantero Sumatra Barat (Sumbar) selama Lebaran diprediksi menghilangkan miliaran rupiah.

Kerugian ditaksir dari pemborosan bahan bakar minyak sebagai akibat dari kemacetan yang berkisar 6 jam hingga 8 jam. Misalnya saja, Kota Padang-Bukittinggi, dalam waktu normal ditempuh perjalanan 2 jam, namun pada saat Lebaran memakan waktu sekitar 8 jam.

Pemerhati ekonomi Sumbar Tafdil Husni, kemarin, mengatakan bila dihitung kemacetan selama 8 jam, berpotensi menggerus bensin 2 liter.

"Artinya bila dihitung jumlah kendaran yang beredar di jalanan Sumbar 40 ribu per hari, dikalikan kerugian 2 liter bensin, bisa dikatakan hilang uang sia-sia Rp600 juta per hari, Lebaran yang sudah memasuki hari keempat, berarti nilainya miliaran rupiah," ujar Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Andalas itu, kemarin (Selasa, 21/7/2015).

Di samping kerugian bensin, Tafdil mengatakan pengendara juga rugi dari segi penyusutan onderdil atau komponen kendaraan seperti ban, kopling, dan lainnya.

Arus kendaraan di Sumbar pada masa Lebaran jauh meningkat, tidak berbanding lurus dengan pertumbuhan jalan. Sumbar merupakan tujuan wisata utama di regional Sumatra bagian tengah. Daerah etnik Minangkabau itu memiliki destinasi yang beragam.

Kepala Biro Administrasi Pembangunan dan Kerja Sama Rantau Muhammad Yani mengatakan jumlah perantau yang pulang kampung pada Lebaran kali ini sekitar 800 ribu orang. "Kebanyakan dari Riau, Jambi, Jakarta, Bengkulu, Sumut, Kepri," ujarnya.

Di sisi lain, Kepala Polres Bukittinggi AKB Amirjan, kemarin, mengatakan volume kendaraan yang masuk ke Bukittinggi naik 200%. Bukittinggi tetap menjadi tempat wisata favorit.

Direktur Direktorat Lalu Lintas Polda Sumbar AKB Eddy Junaidi mengatakan jalur Padang-Bukittinggi mulai dipadati kendaraan. Terutama di Pasar Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman. "Ada pasar tumpah di sana. Makanya terjadi antrean," ujarnya.

Namun, kata Eddy, jika volume kendaraan semakin meningkat, arus akan dialihkan ke jalur alternatif. Melewati Sicincin-Malalak. Sebab di jalur itu juga ada titik rawan macet lainnya, yaitu di Silaing Kabupaten Tanah Datar  Di Tanah Datar titik kemacetan juga terdapat di Panyalaian-Koto Baru dan sekitar Ombilin, Danau Singkarak.

Tersendat
Di Jawa Tengah, kemacetan panjang tidak terhindarkan di jalur tengah penghubung antara jalur selatan ke arah pantura. Antrean kendaraan terjadi mulai dari Ajibarang, Banyumas hingga ke Brebes, sejak kemarin siang hingga tadi malam.

Bahkan, kendaraan dari arah Ajibarang hingga perbatasan Banyumas-Brebes yang biasanya hanya ditempuh maksimal 30 menit, kemarin bisa sampai 3 jam-4 jam. Hal itu dialami Warseno, 49, sopir truk yang ikut terjebak dalam antrean kendaraan.

Kendaraan dari arah Purwokerto yang juga akan ke Jakarta, sebagian dialihkan melewati jalur selatan atau Bandung. Kendaraan yang tetap ingin melalui jalur pantura dialihkan lewat jalur alternatif antara Cilongok hingga Pekuncen, Banyumas. Namun demikian, kendaraan juga kembali terjebak di jalur tengah.

"Kemungkinan hari ini (kemarin) merupakan puncak arus balik, karena besok (hari ini) terutama pegawai negeri sipil (PNS) sudah mulai masuk kerja," kata Kepala Bidang Lalu Lintas Angkutan Jalan Dishubkominfo Banyumas Agus Sriyono.

Kepadatan arus balik menuju Jakarta terpantau di Pekalongan, Tegal, hingga tadi malam.(Tim/N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya