Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Cuaca Picu Turunnya Harga Gabah

(JI/BB/AD/N-3)
09/4/2016 09:06
Cuaca Picu Turunnya Harga Gabah
(MI//Bagussuryo)

CUACA tidak menentu telah merugikan para petani, seperti dialami para petani di Desa Pakijangan, Kecamatan Bulukumba, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Tanaman padi seluas 50 hektare yang berumur rata-rata satu bulan mengalami kekeringan karena sudah sepekan ini tidak turun hujan. Ketua Kelompok Tani Desa Pakijangan, Atmo Suwito, menyebutkan kekeringan diperparah jatah penggiliran air dari Bendung Notong di Kabupaten Brebes tidak sampai ke area persawahan Desa Pakijangan. "Ada penjatahan giliran pasokan air, tapi tidak sampai di Desa Pakijangan," kata dia, Kamis (8/4). Untuk mendapatkan air, petani berupaya menyedot air langsung dari sungai menggunakan pompa diesel. "Tidak sedikit petani bertengkar kalau sedang mengairi sawah," tambahnya. Sebaliknya, di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, para petani di Kecamatan Nyalindung mengeluhkan anjloknya harga jual gabah basah saat musim panen kali ini.

Semula harga gabah basah mencapai Rp450 ribu per karung dengan berat 50 kg. Saat ini harga jual turun menjadi Rp350 ribu per karung dengan berat sama. "Turunnya hampir Rp100 ribu per 50 kg," kata Rusmiati, 55, petani asal Kampung Babakan Bandung RT 01/06, Desa Wangunreja, Kecamatan Nyalindung. Rendahnya harga gabah basah membuat petani memilih menyimpan sambil menunggu harga naik. "Apalagi sekarang banyak tengkulak tidak mau membeli gabah basah," ujarnya. Selain harga gabah basah yang turun, harga cabai merah di Kota Sukabumi berangsur turun. Semula harga cabai merah sempat mencapai Rp40 ribu hingga Rp60 ribu per kg. Namun, kini harga cabai merah sekitar Rp30 ribu per kg.

"Harga cabai merah sekarang sedang turun. Mungkin banyak petani panen sehingga harganya jadi turun," kata Agus, 40, pedagang sayuran di Pasar Pelita, Kota Sukabumi. Dari Tasikmalaya, harga telur ayam belum juga turun. Pantauan Media Indonesia di Pasar Induk Cikurubuk, Pancasila, dan Singaparna, harga telur dari Rp17 ribu naik menjadi Rp24 ribu per kg. Selain telur, harga tomat naik dari Rp8.000 per kg menjadi Rp14 ribu-Rp18 ribu per kg, sedangkan harga cabai merah dan rawit turun. Kepala UPTD Pasar Induk Cikurubuk, Dodi Indra, mengatakan selain tomat dan telur, harga komoditas kedelai, gula pasir, dan kentang naik. Naiknya harga telur mendapat tanggapan pengusaha ayam petelur, Nandang Suryana, "Naiknya harga telur karena harga pakan naik terutama jagung dan dedak," jelasnya.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya