Headline

Tingkat kemiskinan versi Bank Dunia semakin menjauh dari penghitungan pemerintah.

Fokus

Perluasan areal preservasi diikuti dengan keharusan bagi setiap pemegang hak untuk melepaskan hak atas tanah mereka.

Keunikan Indonesia Bukan Kebhinnekaan Tetapi Persatuan

Agus Utantoro
09/12/2018 15:36
Keunikan Indonesia Bukan Kebhinnekaan Tetapi Persatuan
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) menyalami Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan disaksikan Wakil Presiden Jusuf Kalla (kanan) seusai memberikan tanda jasa kepada ahli waris saat penganugerahan gelar pahlawan nasional di Istana Negara, Jakarta, Kamis (8/1(ANTARA/WAHYU PUTRO A )

GUBERNUR DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan menegaskan, keunikan Indonesia sebenarnya tidak terletak pada kebhinnekaannya tetapi justru pada persatuan.

Menurut dia, banyak negara yang memiliki keberagaman atau kebhinnekaan  sebagaimana yang kita miliki selama ini. Namun,  keberagaman itu merupakan hal yang alami sehingga tidak dapat dipungkiri dan akan terus terjadi.

Berbagai keberagaman itu, lanjutnya, dapat dijaga dan dipersatukan  sehingga negara Indonesia ini ada. 

"Jadi menurut saya, keunikannya itu  ada pada persatuan," kata Anies di depan peserta Panel Forum Refleksi Kepahlawanan AR Baswedan di kampus Universitas Negeri Yogyakarta, Minggu (9/12).

Dikatakan, dalam perjalanan sejarah cukup banyak bukti bahwa banyak terjadi pertentangan aau pergulatan  yang seru. Namun kemudian tidak menimbulkan perpecahan karena persatuan itu yang terjaga.

Karena itu, jelas Anies, Indonesia harus terus mempertahankan keunikan ini yakni dengan menjaga persatuan.

 

Baca juga: AR Baswedan Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional

 

AR Baswedan adalah kakek Anies Rasyid Baswedan. Mantan Wakil Menteri Penerangan, jurnalis dan diplomat serta pendiri Partai Arab Indonesia.Pada kesempatan itu Anies bertutur banyak mengenai kakeknya yang berputera 11 orang dan lebih dari 70 orang cucu.

AR Baswedan, kata Anies adalah tokoh yang ikut tergabung dalam Badan Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia ( BPUPKI ). Menurut Anies, kakeknya adalah orang yang dikenal luas dan selalu berkomunikasi secara baik dengan siapa pun. 

"Tidak hanya tokoh-tokoh Islam, tetapi juga tokoh nasionalis bahkan politisi nonIslam semisal Frans Seda dan IJ Kasimo," katanya.

Dalam setiap pembicaraan dengan siapa pun, ujarnya, AR Baswedan selalu merekam pembicaraan tersebut. Kaset-kaset rekaman itu, ujarnya, kini masih tersimpan rapi di kediamannya. Untuk menjaga agar tidak mengalami kerusakan, Anies berencana akan melakukan digitalisasi. 

"Jumlahnya mencapai ratusan buah dan ini sedang kami catat ulang," katanya.

Selain kaset, AR Baswedan juga mewariskan buku-buku yang mencapai lebih dari 5.000 eksemplar. Selain itu, tulisan-tulisan berisi pemikiran yang sering dikirim ke berbagai koran pada zamannya, masih ada dokumen berupa kopi karbon atau tindasan ketikan.

Istri Hebat
Pada kesempatan itu, Anies mengatakan juga, sebagai tokoh besar, AR Baswedan memiliki isteri yang hebat pula. Ia mengemukakan, isteri pertama, Syaichun, meninggal dunia pada 1948 dengan meninggalkan 9 anak. AR Baswedan kemudian menikah lagi, dengan tokoh pergerakan, Barkah Ganis. 

"Dia perempuan hebat," katanya.

Menurut Anies, Neneknya ini tidak sekadar ibu rumah tangga, tetapi dikenal luas sebagai Ibu Perjuangan. Bahkah Ganis juga dikenal luas sebagai  perempuan yang banyak membimbing tokoh-tokoh muda saat itu. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya