Headline

Tingkat kemiskinan versi Bank Dunia semakin menjauh dari penghitungan pemerintah.

Fokus

Perluasan areal preservasi diikuti dengan keharusan bagi setiap pemegang hak untuk melepaskan hak atas tanah mereka.

KLHK Kembangkan Konservasi Mahoni Amerika Latin di Sulsel

Lina Herlina
30/8/2018 10:20
KLHK Kembangkan Konservasi Mahoni Amerika Latin di Sulsel
(MI/Lina Herlina)

DIREKTUR Perbenihan Tanaman Hutan (PTH) Direktorat Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (PDASHL), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Mintarjo melakukan kunjungan kerja di beberapa lokasi, termasuk ke Balai Perbenihan Tanaman  Hutan (BPTH) Wilayah II, dalam rangka pembinaan perbenihan tanaman  hutan.

Ia meninjau lokasi Areal Sumber Daya Genetik (ASDG), dan Kebun Benih Semai Uji Keturunan (KBSUK) Jambon Merah di Desa Belabori, Kecamatan Parangloe, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel).

Ia pun mengunjungi persemaian permanen di Kelurahan Lanna, Kecamatan Parangloe, Kabupaten Gowa, didampingi Kepala BPTH Wilayah II Djoko Iriantono.

Di ASDG sedang dikembangkan konservasi pohon Mahoni yang berasal dari Amerika Latin yang luasannya mencapai 2,5 hektare, terdiri atas tiga lokasi yaitu, satu hektare untuk konservasi sumber daya genetik jenis Mahoni abangares, 0,5 hektare Mahoni hujantca, dan satu hektare Mahoni bolivia.

Mintarjo mengatakan, konservasi SDG mahoni di Gowa dibangun sejak 2005. Konservasi tersebut bertujuan mengumpulkan, melestarikan, dan mengembangkan keragaman genetik jenis Mahoni sebagai bahan pemuliaan guna memperoleh varietas unggul atau superior jenis Mahoni.

Varietas unggul yang ditemukan selanjutnya dimanfaatkan untuk membangun sumber benih unggul dan memproduksi bibit unggul. Saat ini, kata dia, sudah lebih dari 40 jenis tanaman hutan telah dikonservasi SDGnya secara  ex-situ (di luar habitat alaminya) di Indonesia sejak 2014.

"Yang kita konservasi itu bukan sekedar jenisnya tetapi yang tidak kalah  penting adalah keragaman genetiknya. Oleh karena itu, materi tanaman konservasi SDG berasal dari provenan atau populasi dan pohon induk yang berbeda, sehingga dapat mewakili keragaman genetik yang ada di alam untuk jenis yang bersangkutan," kata Mintarjo, Kamis (30/8).

Mintarjo mengatakan, anakan Mahoni yang berasal dari perkawinan beberapa provenan yang berbeda dan tumbuh secara alami akan memperkaya keragaman genetik. Hal ini sangat dibutuhkan dalam proses pemuliaan untuk memperoleh varietas baru yang memiliki genetik unggul.

Sementara itu, Kepala BPTH Wilayah II Djoko Iriantono mengatakan, varietas Mahoni yang dikonservasi di ASDG Gowa memiliki keragaman yang tinggi, mulai dari kelurusan batang; bentuk, ukuran, dan warna daun, serta besarnya riap tumbuh. Perbedaan tersebut merupakan cerminan keragaman.

Masih di tempat yang sama, juga dilakukan konservasi jenis tanaman Jati, Jabon Merah, Bitti, Pulai, Sengon, dan Eboni, mulai 2014 hingga tahun ini.

Lokasi kedua yang dikunjungi adalah KBSUK Jabon Merah yang dibangun Desember 2015 di atas lahan seluas tujuh hektare. Di tempat itu dikembangkan 108 famili Jabon merah yang merupakan pohon-pohon plus di populasinya.

"Jadi ini berasal dari pohon-pohon plus yang bagus, ditanam dan di desain untuk memproduksi benih unggul. Pohonnya dari berbagai daerah di Indonesia," kata Mintarjo.

Menurut staf teknis sumber benih BPTH Wilayah II Mukhlis, tanaman Jabon Merah yang ada telah dilakukan pengukuran terhadap diameter, tinggi, dan bentuk batangnya, serta telah dilakukan evaluasi untuk menentukan individu-individu pohon yang harus dijarangi secara selektif dan dipertahankan sebagai pohon induk atau sumber benih. Pohon yang akan dijarangi, di lapangan telah ditandai berupa lingkaran cat warna biru dan hijau pada batangnya.

Pohon-pohon yang tidak dijarangi/ditebang, akan ditetapkan sebagai sumber benih dengan klasifikasi Kebun Benih Semai (KBS), yang akan menghasilkan benih unggul dan tanaman dengan produktivitas dan kualitas batang, serta nilai ekonomi hasil panen yang tinggi.

Jika melihat perbedaan rata-rata ukuran diameter dan tinggi setiap satu individu pohon plus yang dipertahankan sebagai pohon induk dibandingkan dengan rata-rata ukuran 3 pohon yang dijarangi setiap plotnya, dari benih unggul yang diperoleh diprediksi dapat terjadi peningkatan hasil panen 1,5 - 2 kali lipat. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya