Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Ribuan Buruh PT BNIL Adukan Bupati Tulang Bawang ke Presiden

Deni Aryanto
22/8/2016 19:25
Ribuan Buruh PT BNIL Adukan Bupati Tulang Bawang ke Presiden
(ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)

RIBUAN pekerja dari PT Bangun Nusa Indah Lampung (BNIL), Tulang Bawang, Lampung, mengadu ke Istana Negara, Jakarta, Senin (22/8). Di tengah aksi demonstrasi, massa menyuarakan kekhawatirannya atas keputusan pencabutan izin usaha tebu perusahaan yang mengancam pemutusan hubungan kerja (PHK) massal.

Sejak pukul 9.10 WIB, sekitar 4.500 orang mulai menyuarakan aspirasinya di Taman Pandang yang terletak persis di depan Istana Negara. Sebelum sampai di lokasi, massa berjalan kaki atau long march sejauh 100 meter dari titik kumpul Masjid Istiqlal.

Aksi yang berlangsung selama satu jam itu berlangsung tertib. Ada sejumlah spanduk yang dibawa massa, di antaranya berisi pesan 'AKIBAT ULAH BUPATI TULANG BAWANG (HANAN A ROZAK) NASIB KAMI TERANCAM TERKENA PHK MASSAL' juga 'BUPATI TULANG BAWANG HANAN A ROZAK DITUNGGU OLEH PENGUSAHA'.

Menurut Koordinator Aksi, Budi Sukoco, kekecewaan para buruh dan pihak perusahaan akibat sikap inkonsistensi Bupati Tulang Bawang. Pada permasalahan ini, Budi meminta pemerintah memberikan teguran kepada Bupati Tulang Bawang agar mencabut Surat Keputusan (SK) Nomor 234/1.HK/2015. Dalam surat tersebut, bupati mengganti komoditas BNIL dari tanaman kelapa sawit ke tebu.

Namun, berjalan tidak berapa lama, SK tersebut tanpa alasan kembali dicabut dan melarang BNIL menanam tebu.

"Alasan Bupati Tuba (Tulang Bawang) mencabut SK karena PT BNIL tidak memberdayakan koperasi setempat bohong. PT BNIL sudah bermitra lama dengan KUD (Koperasi Unit Desa) Murni Jaya, silakan cek ke Dinas Koperindag. Sikap ini menyengsarakan seluruh karyawan BNIL," katanya.

Disayangkan, berlangsungnya kegiatan PT BNIL turut menjadi salah satu prioritas program pemerintah dalam rangka mendukung swasembada gula.

"Kami menyampaikan aspirasi kaum buruh kepada bapak Presiden Jokowi dengan permasalahan ancaman PHK besar-besaran ditutupnya PT BNIL oleh Pemda Tulang Bawang," ucapnya.

Nurhayati Hadi, salah satu peserta aksi, menceritakan, dirinya beserta buruh lain berangkat dari Tulang Bawang sejak Minggu (21/8) siang menggunakan 43 bus. Setelah lama bekerja, dirinya belum memikirkan langkah ke depan apabila perusahaan sampai ditutup.

"Kabarnya perusahaan mau dicabut izinnya dan diganti perusahaan kelapa sawit. Sampai masjid Istiqlal malam jam 24.00. Dari Tulang Bawang ada juga tiga mobil ambulan dan kendaraan pendukung lainnya," katanya.

Meski berjalan tertib, aksi demonstrasi mendapat pengawalan ketat 855 petugas gabungan dari Polda Metro Jaya, Polres Jakarta Pusat, dan Polsek Gambir. Selama aksi berangsung, puluhan petugas membentuk barikade didepan kawat berduri yang membatasi pendemo.

"Aksi berjalan aman, tertib, lancar, dan situasi kondusif hingga pukul 10.50. Delapan orang perwakilan demonstran diterima oleh Profesor Dadan Wildan (Deputi Kelembagaan dan Hubungan Masyarakat Antar Lembaga), bapak Hadi Nugroho (Asisten Bidang Masyarakat), dan Boris (Bidang Pemasyarakatan) untuk menyampaikan pernyataan sikap," terang Humas Polres Jakarta Pusat, Komisaris Suyatno. (OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya