PAD Jakarta Merosot karena Korona

PANDEMI virus korona menyebabkan pendapatan asli daerah (PAD) Jakarta  merosot. Realitas itu lantaran berhentinya hampir sebagian besar perekonomian, seperti restoran, pusat perbelanjaan, tempat hiburan, dan perhotelan.

“Karena pendapatan utama Jakarta dari pajak. Ekonomi turun, pajak turun. Maka, pendapatan Pemprov DKI turun hingga 53%. Jadi, anggaran kita tinggal 47% dari anggaran semula,” ujar Gubernur Anies Baswedan.

Pernyataan itu disampaikan Anies di sela-sela rapat musyawarah rencana pembangunan (Musrenbang) tingkat Provinsi DKI melalui video teleconference, kemarin. Rapat itu dihadiri Wakil Gubernur DKI Ahmad Riza Patria, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, dan Menteri Badan Perencanaan Pembangunan Nasioal Suharso Monoarfa.

Ia pun meminta seluruh jajarannya untuk realistis dalam menyusun rencana kerja pemerintah daerah (RKPD) untuk tahun ini. Menurutnya, jumlah APBD 2020 akan sangat memengaruhi penyusunan belanja tahun selanjutnya.

“Bahwa Jakarta pada saat ini mengalami keterbatasan anggaran, juga untuk 2021. Tahun ini anggaran kita Rp87,95 triliun, tapi pendapatan tahun ini mengalami pengurangan,” kata dia.

Mendagri Tito Karnavian berpesan dalam menyusun anggaran 2021, Pemprov DKI harus mempertimbangkan berbagai opsi situasi, termasuk apabila wabah virus korona masih terus ada hingga akhir tahun maupun tahun depan.

“Pemprov DKI harus memberikan dukungan pada anggaran strategis daerah untuk penanganan dan pemulihan pascacovid-19, serta menumbuhkan kembali perekonomian khususnya mikro, UKM, dan menengah, juga industri besar seperti pariwisata,” tandasnya. (Put/J-3)