Aturan Lepas Sepatu di Bandara AS Resmi Dihapus setelah Dua Dekade

SETELAH dua dekade diterapkan, aturan wajib melepas sepatu saat pemeriksaan keamanan di bandara-bandara Amerika Serikat resmi dicabut. Keputusan ini diumumkan Menteri Keamanan Dalam Negeri AS, Kristi Noem, dan berlaku secara langsung di seluruh bandara yang dikelola Transportation Security Administration (TSA).

Meski aturan lepas sepatu dihapus, sistem pemeriksaan keamanan berlapis tetap diberlakukan. Penumpang masih diminta melepas sabuk dan jaket serta mengeluarkan laptop dan cairan dari tas. Noem mengatakan aturan-aturan tersebut juga tengah dievaluasi ulang.

“Teknologi keamanan kami telah berkembang pesat. Kami kini menerapkan pendekatan keamanan multi-lapis yang jauh lebih efisien dan ramah penumpang,” ujar Noem dalam konferensi pers. “Prioritas kami tetap menjaga keselamatan, tetapi prosesnya kini dibuat lebih nyaman bagi semua orang.”

Beberapa bandara seperti Cincinnati/Northern Kentucky, Philadelphia International, dan Piedmont Triad di North Carolina bahkan sudah mulai menerapkan kebijakan ini sebelum diumumkan secara resmi.

Percobaan Teror

Selama ini, kebijakan lepas sepatu diberlakukan secara nasional sejak 2006 sebagai respons atas insiden percobaan teror oleh Richard Reid, pria asal Inggris yang mencoba menyelundupkan bom dalam sepatunya dalam penerbangan dari Paris ke Miami pada Desember 2001. Upaya Reid gagal setelah dia dilumpuhkan penumpang. Pesawat berhasil mendarat dengan selamat di Boston.

Selain insiden tersebut, kebijakan ini juga merupakan bagian dari peningkatan keamanan pasca serangan teroris 11 September 2001.

TSA PreCheck

Sebelum perubahan ini, pelancong yang tergabung dalam program TSA PreCheck—jalur cepat bagi penumpang yang telah melewati proses verifikasi, termasuk sidik jari—tidak diwajibkan melepas sepatu saat pemeriksaan.

Asosiasi maskapai “Airlines for America”, yang mewakili sejumlah maskapai besar di AS, menyambut baik kebijakan ini. “Perubahan ini akan sangat membantu menciptakan pengalaman perjalanan yang lebih lancar dan aman bagi jutaan penumpang setiap harinya,” ujar Presiden dan CEO Nicholas E. Calio dalam pernyataan resminya. (BBC/Z-2)