FPCI Gelar Konferensi Kebijakan luar Negeri Tahunan

KOMUNITAS Kebijakan Luar Negeri Indonesia atau Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) kembali menyelenggarakan Conference on Indonesian Foreign Policy (CIFP) 2024 di The Kasablanka, Mall Kota Kasablanka, Jakarta, pada Sabtu, (30/11) mendatang.

Acara tahunan ini bertepatan dengan momen satu bulan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, serta dilaksanakan beberapa hari setelah kunjungan internasional pertama Presiden Prabowo ke sejumlah negara.

Dalam kesempatan ini, Ketua dan Pendiri FPCI, Dino Patti Djalal turut menyampaikan masukan dan pandangan bagi pemerintah, termasuk kunjungan Presiden Prabowo ke berbagai negara, seperti ke KTT APEC di Peru dan KTT G20 di Brasil.

Baca juga : Kaum Muda harus Terjun ke Politik untuk Masa Depan yang Lebih Baik

"Ini jadi sinyal kepada dunia internasional bahwa saya (Prabowo) ada di sini dan Indonesia akan menjadi seorang pemain global," kata Dino dalam konferensi pers di Auditorium Hasjim Djalal, Sekretariat FPCI, Mayapada Tower 1, Jakarta, Selasa (26/11).

Dino menegaskan bahwa pentingnya inisiatif dan dampak dari kebijakan luar negeri di masa pemerintahan Prabowo Subianto.

"Ukuran dari politik luar negeri umumnya adalah inisiatif dan dampak. Dalam lima tahun ke depan, kita perlu menilai seberapa efektif kebijakan luar negeri yang diambil," tegasnya.

Baca juga : FPCI Kembali Gelar Global Town Hall 2023, Ruang Dialog Internasional bagi Masyarakat Sipil

Dino juga menggambarkan peran dan sepak terjang FPCI selama 10 tahun terakhir yang secara konsisten membumikan isu international di masyarakat dan juga mempromosikan Indonesia di luar nergeri.

"CIFP 2024 juga bertepatan dengan 1 bulan pemerintahan Prabowo-Gibran yang dipenuhi dengan berbagai kunjungan Grand Tour internasional Presiden Prabowo ke berbagai negara untuk menyuarakan Indonesia sebagai aktor penting di antara negara lain," sebutnya.

Tahun ini adalah hari jadi FPCI yang ke-10 dan mengangkat tema "A Decade of Citizen Diplomacy".  Adapun CIFP 2024 akan banyak membahas kebijakan luar negeri Presiden Prabowo dan diikuti dengan berbagai topik menarik lain, seperti tantangan, risiko dan peluang kebijakan luar negeri Indonesia di bawah Presiden Prabowo, sentralitas dan kesatuan ASEAN serta menjaga kemandirian strategis Indonesia.

Baca juga : Polisi Selidiki Penyewa Rumah Dino Patti Djalal yang Diduga Dijadikan Markas Penipuan Online

Seperti di CIFP tahun-tahun lalu, konferensi ini akan dihadiri oleh diplomat, pejabat, akademisi, pebisnis, cendekiawan, dan tokoh berpengaruh lainnya. Beberapa figur ternama seperti: Menko Airlangga Hartanto, Menteri Rosan Perkasa Roeslani, Wamen Diah Roro Esti Wamen Stella Christie, Shinta Widjaja Kamdani, Dr. Marty M. Natalegawa, Mikha Tambayong Mahenra, HRH Prince Turki Al Faisal, Ayana Jihye Moon, Gareth Evans dan pembicara lain akan turut hadir dalam festival ini untuk merayakan 1 dekade FPCI.

CIFP adalah konferensi politik luar negeri terbesar di dunia yang diselenggarakan oleh FPCI sejak 2015 dan sudah diverifikasi oleh Museum Rekor Dunia ndonesia (MURI).

Konferensi ini juga merupakan festival diplomasi tahunan yang mempertemukan pemangku kebijakan luar dari seluruh Indonesia dan luar negeri untuk membahas prioritas dan inisiatif kebijakan luar negeri negeri pemerintahan baru Indonesia secara inklusif dan terbuka.

Baca juga : Anak Muda Disarankan Pilih Pemimpin yang Peduli Isu Lingkungan

Tahun lalu CIFP dihadiri oleh 11.000 peserta tiap tahunnya CIFP 2024 mengangkat tema "Can Middle Powers Calm the Storm and Fix the World?"

Tema ini mengggambarkan peran negara kekuatan menengah dalam dunia yang tidak menentu.

"Indonesia sebagai negara kekuatan menengah memiliki kepentingan untuk menciptakan kawasan dan dunia yang stabil dan damai, oleh karenanya Indonesia perlu lebih aktif dan membuat terobosan untuk mencapai tujuan tersebut," pungkas Dino. (Fer/P-3)