Negara Anggota WHO Sepakati Anggaran Sebesar Hampir US$7 Miliar

ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO), Senin (22/5), mendapatkan persetujuan dasar untuk anggaran sebesar US$6,83 miliar untuk dua tahun ke depan, termasuk kenaikan 20% untuk iuran anggota wajib.

Saat organisais kesehatan PBB itu memulai pertemuan anggaran tahunan mereka, negara-negara anggota di sebuah komite kunci menyepakati anggaran tanpa penolakan.

Direktur Jenderal WHO Tedron Adhanom Ghebreyesus memuji langkah tersebut dan menyebut sebagai besejarah dan tonggak sejarah.

Baca juga: Status Kedaruratan Covid-19 Dicabut, Menkes Fokus Benahi Sistem Kesehatan

Anggaran itu masih harus disetujui oleh seluruh negara anggota PBB di akhir pertemuan selama 10 hari ini namun itu biasanya hanya formalitas.

Keputusan untuk meningkatkan anggaran WHO terjadi setelah pertemuan tahun lalu menyepati untuk memperbaiki keuangan WHO.

Setelah dihantam pandemi covid-19, negara-negara anggota WHO epakat untuk menyediakan dana yang lebih bisa diandalkan dan stabil.

Baca juga: WHO Sebut Pemanis Non-Gula Tak Dapat Kurangi Berat Badan dan Picu DM Tipe 2

WHO, selama ini, mayoritas dibiayai oleh 194 negara anggotanya.

Porsi pendanaan dari iuran keanggotaaan wajib--berdasarkan penghitungan kekayaan dan populasi--telah menurun hingga di bawah seperlima dengan sisanya dari iuran sukarela.

Hal itu membuat WHO memiliki kemampuan terbatas menanggapi krisis kesehatan seperti covid-19, perang di Ukraina, dan darurat kesehatan lainnya.

Pertemuan tahun lalu menyepakati peningkatan iuran wajib menjadi hingga 50% dari anggaran total WHO pada tahun anggaran 2030-31.

Tahun anggaran 2024-25 menjadi kali pertama terjadinya peningkatan itu dengan negara anggota WHO sepakat meningkatkan kontribusi mereka sebesar 20% lebih tinggi dibandingkan tahun anggaran 2022-23.

Sebagai imbalan atas kenaikan anggaran itu, WHO telah mulai mengimplementasikan 96 reformasi, termasuk transparansi penggunaan anggaran. (AFP/Z-1)