Masjid Istiqlal Gaza Palestina Diresmikan

PALESTINA resmi memiliki masjid baru bernama Masjid Istiqlal Indonesia di Gaza. Masjid ini dibangun sebagai simbol persaudaraan antara dua bangsa. Ini terwujud setelah 44 tahun Masjid Istiqlal Jakarta diresmikan.

Masjid Istiqlal Indonesia di Gaza, Palestina, diresmikan pada 22 Februari 2022 tepat di hari jadi Masjid Istiqlal Jakarta. Kegiatan peresmian disiarkan secara langsung dan dapat ditonton ulang melalui kanal Youtube: Kasih Palestina. Acara yang menjadi Hari Persaudaraan Indonesia-Palestina ini dilaksanakan di dua lokasi, yaitu Masjid Istiqlal Jakarta dan Masjid Istiqlal Indonesia di Gaza, mulai pukul 20.00 WIB.

Pemilihan dan penggunaan kata Istiqlal yang serupa dengan Masjid Istiqlal di Indonesia memiliki makna yang sarat doa penuh harap untuk Palestina. Istiqlal merupakan kata berasal dari bahasa Arab yang berarti merdeka. Pejuang-pejuang bangsa Indonesia terdahulu memilih kata ini sebagai bentuk rasa syukur atas merdekanya Indonesia dari para penjajah.

Kini harapan, doa, dan perjuangan bangsa Indonesia kembali bergelora untuk Palestina merdeka. Kata Istiqlal kembali dipilih untuk masjid pertama yang dibangun sahabat di Indonesia bagi para saudaranya di Palestina. "Peresmian masjid ini menandai mulainya kegiatan bersama layaknya dua saudara. Dengan segenap cinta, masjid ini akan selalu hadir membersamai saudara-saudara kami yang masih memperjuangkan kemerdekaannya. Sebagaimana makna dari kata Istiqlal yang berarti kemerdekaan, mudah-mudahan Allah SWT segera memberikan anugerah kemerdekaan kepada bangsa Palestina," kata Sopian Supriyanto, Direktur Yayasan Kasih Palestina, dalam pidato sambutannya saat peresmian itu.

Pada 1944 Palestina menjadi salah satu negara yang paling mendukung Indonesia untuk merdeka. Kini sebagai bentuk dukungan dan simbol perjuangan rakyat Indonesia, Masjid Istiqlal Indonesia Gaza dibangun begitu megah dalam tiga tahun terakhir. Peletakan batu pertama pada 2019 disaksikan langsung oleh ribuan rakyat Palestina dengan perasaan haru dan penuh syukur.

"Tidak dipungkiri lagi bahwa sudah menjadi kewajiban kami untuk menyampaikan ungkapan syukur dan terima kasih bagi seluruh bangsa Indonesia. Secara khusus juga saya sampaikan terima kasih untuk Presiden Republik Indonesia yang sangat kami cintai dari lubuk hati kami yang paling dalam Bapak Presiden Joko Widodo. Tidak lupa pula kami sampaikan terima kasih secara khusus untuk Yayasan Kasih Palestina yang telah mengoordinasikan pengumpulan dana dari para donatur untuk pembangunan masjid yang begitu megah ini," kata Dr. Younis Al-Astal, salah satu figur publik Gaza. "Masjid Istiqlal di Jakarta memiliki ikatan sejarah dengan masjid ini," pungkasnya.

Penjajahan yang masih tetap berlangsung hingga saat ini di Palestina sudah mengakibatkan lebih dari 200 masjid rusak bahkan hancur. Masjid Istiqlal Indonesia Gaza kini sudah berdiri kokoh, menghapus segala bentuk kesedihan, dan menjadi penyemangat rakyat Palestina untuk kembali menghidupkan mimpi-mimpinya. 

Baca juga: Pengadilan Israel Bekukan Perintah Pengusiran Keluarga Palestina

Selain bisa menampung 5.000 jemaah setiap hari, masjid yang terletak di Khan Younis Gaza ini tengah mempersiapkan posko besar yang bisa menampung bantuan kemanusiaan dari Indonesia. Posko tersebut membuka peluang donasi pangan, bantuan medis, kebutuhan musim dingin, hingga sedekah Ramadan dan kebutuhan dasar lain yang datang dari Indonesia. Saat ini badan pengurus masjid tengah membuka peluang wakaf sumur bor dan panel surya, mengingat sumber daya air dan listrik di Palestina hari ini masih dikuasai otoritas Israel. Pembangunan sumur dan instalasi panel surya menjadi solusi agar masjid bisa mandiri.

Di masjid empat lantai ini terdapat pula ruang-ruang khusus yang diperuntukkan sebagai sekolah tahfiz anak-anak Palestina, ruang kuliah, dan aula serbaguna yang bisa difungsikan untuk pertemuan masyarakat hingga tokoh-tokoh besar. Masjid Istiqlal Indonesia Gaza dibangun bukan hanya sebagai tempat beribadah, tetapi sebagai pengingat juga bahwa Indonesia tetap berdiri bersama menentang segala bentuk penjajahan. (RO/OL-14)