KEPALANYA yang botak bersinar karena keringat saat Zhi Xiang mengelus bulu seekor anjing yang menjadi gimbal karena kotor. "Izinkan aku memotong bulumu, manis."
Anjing liar itu merupakan satu dari ratusan anjing yang ditangkap polisi Shanghai dan ditempatkan di dalam kandang padat dan bau.
Lebih dari 20 anak anjing dimasukkan dalam peti plastik berwarna kuning.
Baca juga: Pejabat HAM PBB Berencana Kunjungi Xinjiang
Tanpa intervensi dari Zhi, anjing-anjing itu akan dieutanasia dalam waktu beberapa hari setelah ditangkap.
Zhi bukanlah penyelamat binatang biasa. Dia adalah seorang biksu yang memberi anjing-anjing itu kehidupan baru, baik di kulinya atau di tempat penampungan yang dikelolanya di Shanghai.
Saat ini, dia tengah merawat hampir 8 ribu anjing. Beberapa ratus di antaranya akan dikirimkan untuk dirawat pecinta binatang di Eropa atau Amerika Utara.
"Saya harus menyelamatkan mereka karena, jika tidak, mereka akan mati," Ujar Zhi, yang sejenak melepaskan jubah biksunya dan menggantinya dengan baju kerja berwarna oranye saat dia memvaksin anjing-anjing yang baru diterimanya.
Zhi telah menyelamatkan binatang, mayoritas anjing namun ada juga kucing dan binatang lain, sejak 1994.
Dia mengawali aktivitasnya dengan merawat seekor kucing yang tertabrak mobil. Kala itu, tidak ada banyak hewan liar namun hal itu berubah dalam tempo empat atau lima tahun terakhir.
Membaiknya perekonomian Tiongkok menyebabkan pasar hewan peliharaan meroket namun sejumlah orang kemudian membuang hewan peliharaan mereka setelah mereka bosan.
"Hal ini bukan disebabkan oleh mereka yang tidak suka anjing atau pemerintah namun oleh mereka yang mengaku pecinta anjing namun tidak memiliki pengetahuan," kata Zhi.
Media massa Tiongkok, pada 2019, melaporkan ada 50 juta hewan liar di Tiongkok dan angka itu berlipat ganda setiap tahunnya. (AFP/OL-1)
