BRIN dan Unjani Kembangkan Teknologi Kesehatan Berbasis Elektronika

BADAN Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Pusat Riset Elektronika (PRE) bersama dengan Fakultas Ilmu dan Teknologi Kesehatan Universitas Jenderal Achmad Yani (FITKes-Unjani) menandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) untuk mendukung riset teknologi kesehatan berbasis elektronika dan sistem sensor. Kerja sama ini bertujuan memanfaatkan hasil riset dan inovasi di bidang elektronika untuk kesehatan, yang memiliki peran vital dalam kehidupan.

Kepala PRE BRIN, Yusuf Nur Wijayanto, menyambut baik kerja sama ini dan mengapresiasi FITKes-Unjani  atas terjalinnya kolaborasi ini. Yusuf menambahkan, kerja sama ini diharapkan membawa manfaat bagi berbagai pihak.

“Semoga kerja sama ini berjalan lancar, memberikan manfaat yang nyata bagi masyarakat, dan meningkatkan daya saing serta kemandirian bangsa,” ujarnya.

Baca juga : Kemenkes Akselerasi Pengentasan Tuberkulosis di 2025

Dekan FITKes-Unjani, Gunawan Irianto, menyatakan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan saat ini tak bisa dilepaskan dari dunia digital. Oleh karena itu, ia menilai kerja sama ini sangat penting untuk mendukung pengembangan ilmu dalam bidang digital medis.

“Akan ada banyak hal yang bisa dilakukan, terutama riset bersama yang bermanfaat bagi masyarakat, khususnya di bidang kesehatan,” tegasnya.

Senada dengan itu, Wakil Dekan III FITKes-Unjani, Achmad Setya Koeswendi, menjelaskan bahwa PKS ini akan menjadi payung untuk berbagai kegiatan yang mendukung visi universitas. FITKes-Unjani memiliki sejumlah program studi, seperti ilmu keperawatan, kesehatan masyarakat, kebidanan, dan teknologi laboratorium medis (TLM).

Baca juga : Perbaikan Puskesmas di 514 Daerah untuk Mendukung Program Pemeriksaan Kesehatan Gratis

“PKS ini akan mendukung pelaksanaan visi universitas dalam upaya meningkatkan kesehatan melalui digitalisasi,” ujar Achmad.

Achmad menambahkan bahwa kolaborasi ini juga membuka peluang peningkatan pemahaman tentang digitalisasi di FITKes-Unjani .

“Sebagai contoh, pihak BRIN dapat merancang perangkat berbasis sensor untuk mendeteksi penyakit endemik atau berdasarkan epidemiologi, seperti demam berdarah. Di sisi lain, mahasiswa kami dapat terjun ke masyarakat untuk mengumpulkan sampel dan data, yang kemudian dianalisis di laboratorium TLM. Selanjutnya, teknologi yang dikembangkan BRIN dapat diimplementasikan secara lebih luas,” paparnya. 

Baca juga : 32 Rumah Sakit Tipe C Selesai Dibangun pada 2026

Kepala Biro Kerja Sama Unjani, Nala Nourma Nastiti, menjelaskan bahwa kerja sama ini merupakan tindak lanjut dari Memorandum of Understanding (MoU) antara BRIN dan Unjani  yang telah berjalan sejak 2023.

“Penandatanganan PKS ini adalah kelanjutan dari MoU yang telah terjalin sejak 2023. Kami berharap kolaborasi ini terus berkembang, mencakup berbagai fakultas dan program studi, serta semakin memajukan riset dan inovasi teknologi,” ujarnya.

Pada sesi diskusi, Peneliti Ahli Utama PRE BRIN, Robeth Viktoria Manurung, memberikan keterangan terkait kelompok riset Bioelektronika dan Biosensing di BRIN. Menurutnya, kelompok riset ini merupakan kelompok keilmuan multidisiplin yang memiliki kegiatan utama meneliti, mengembangkan, serta menguji generasi berikutnya dari sistem perawatan kesehatan. Kelompok ini juga mengintegrasikan biomaterial fungsional dengan sistem mikro dan nano untuk teknologi biosensing dan aktuasi.

“Kami berkolaborasi dengan para ahli medis untuk memastikan riset kami selaras dengan kebutuhan mereka. Salah satu yang sedang dikembangkan adalah komposit untuk mendeteksi kanker paru,” kata Robeth.

Lebih lanjut, ia menambahkan, bahwa melalui kerja sama ini, mungkin sebagai langkah awal kita bisa berdiskusi lebih lanjut secara informal untuk berbagi ide terlebih dahulu. “Selanjutnya, kita dapat membahas mekanisme ke depan jika kerja sama ini bisa dilanjutkan ke dalam sebuah proposal yang mendukung studi tersebut, sehingga hasilnya akan jauh lebih baik,” pungkas Roberth. (H-2)