Kemenkes Keluarkan Izin Edar Bio-TB STR, Produksi PT Bio Farma

KEMENTERIAN Kesehatan (Kemenkes) telah mengeluarkan nomor izin edar terhadap produk Bio-TB STR yang di produksi oleh PT Bio Farma. PT Bio Farma  berkolaborasi dengan Becton Dickinson (BD), yang merupakan perusahaan teknologi medis global terkemuka, untuk alat kesehatan diagnostik TB (tuberkulosis) yang diproduksi secara lokal. Direktur Utama Bio Farma Shadiq Akasya dalam keterangannya di Bandung Kamis (31/10) mengatakan, produk Bio-TB STR merupakan reagen untuk preparasi sampel TB. Digunakan dengan platform diagnostik molekular sistem BD MAX™. Pengujian ini memungkinkan laboran dan dokter untuk dapat mendeteksi bakteri penyebab TB, sekaligus menentukan apakah bakteri tersebut resisten terhadap terapi antibiotik  lini pertama secara bersamaan.

“PT Bio Farma secara aktif berkontribusi untuk mempercepat pencapaian target eliminasi TBC pada tahun 2030.  Reagen STR yang diproduksi secara lokal ini merupakan pencapaian yang signifikan menuju kemandirian tes TB di Indonesia, yang akan memungkinkan Bio Farma untuk secara aktif berkontribusi terhadap ketangguhan kesehatan di Indonesia,” jelas Shadiq.

Menurut Shadiq, Bio-TB STR dapat meningkatkan aksesibilitas, keterjangkauan, dan efisiensi tes TB di Indonesia, sehingga memungkinkan Indonesia mempercepat pencapaian Target Eliminasi TB pada tahun 2030.
Platform diagnostik molekular BD MAX™ telah didistribusikan di Indonesia sejak awal tahun 2024 untuk Program TB Nasional di 15 provinsi.

“Inisiatif ini menunjukkan kemampuan produksi lokal PT Bio Farma, untuk meningkatkan ketahanan pasokan diagnostik TB di Indonesia dan meningkatkan akses terhadap tes TB,” papar Shadiq.

Menurut World Health Organization (WHO), Indonesia memiliki beban penyakit TBC tertinggi kedua di dunia, dengan perkiraan 1.060.000 kasus baru dan 134.000 kematian setiap tahunnya.(H-3)