PMI Sebut Stok Darah Sudah Cukup Tidak Perlu Impor

KETUA Umum Palang Merah Indonesia (PMI) M Jusuf Kalla menyebut stok darah yang dimiliki PMI sudah cukup memenuhi kebutuhan kantong darah di Indonesia.

"Stok darah sendiri cukup tidak ada impor sama sekali. Kalau stok darah semua terpenuhi dari pendonor dalam negeri malah plasmanya dibuang karena belum ada fraksinasi," kata JK sapaan akrabnya, Senin (1/7).

Diberitakan sebelumnya Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut kebutuhan stok darah di Indonesia masih impor. Kebutuhan kantong darah sebanyak 5,2 juta kantong dan baru bisa terpenuhi 4,2 juta kantong. Selain itu, 50% bahan baku obat berbasis plasma juga berasal dari impor.

Baca juga : Donor Darah Massal di Lingkungan Kerja Bantu Ketersediaan Darah Nasional

"Bahan baku obat berbasis plasma masih impor karena kita belum ada fraksinasi plasma, sudah lebih 10 tahun diusahakan izin ke departemen kesehatan baru tahun lalu ada izin dan pabriknya sedang proses," ujar Budi Gunadi

Fraksinasi semacam pabrik memproses plasma untuk menjadi obat seperti albumin atau faktor 8 dan 9.

"Setiap kantong darah dari pendonor itu mengandung kurang lebih 20% plasma yang terpaksa dibuang," ujar JK.

Baca juga : Petugas PPSU dan ASN Pemkot Jakpus Bantu PMI Penuhi Stok Darah

Dihubungi terpisah, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan Indonesia belum punya pabrik fraksionasi plasma darah.

"Tapi sudah dimulai. Rencana akan dibangun pabrik fraksionasi yang berlokasi di kawasan industri Jababeka, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat," ujar Muhadjir.

Pembangunan pabrik juga berkolaborasi antara Kemenenterian Kesehatan, Palang Merah Indonesia (PMI) dengan PT Triman-Green Cross Biopharma dan PT Medquest.

"Sudah ada penandatangan MoU pada bulan Desember tahun lalu," pungkasnya.