Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

MTIC, Penghargaan untuk Peneliti Herbal

MI
16/9/2016 10:45
MTIC, Penghargaan untuk Peneliti Herbal
(Menristekdikti M Nasir (tengah) bersama Founder Martha Tilaar Group Martha Tilaar (kanan) saat peluncuran Kompetisi Ristekdikti-MTIC---MI/ADAM DWI)

DALAM upaya memotivasi para peneliti agar dapat memadukan pengetahuan leluhur, teknologi, sumber daya alam Indonesia, dan keinginan konsumen, PT Martina Berto Tbk bekerja sama dengan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemristek dan Dikti) menyelenggarakan Ristekdikti-Marta Tilaar Innovation Center (MTIC) Awards 2017.

MTIC Awards merupakan penghargaan yang diberikan PT Martina Berto Tbk kepada para peneliti pengembangan bahan herbal untuk produk kesehatan dan kecantikan. Ajang itu digelar lima tahun sekali sejak 2007.

Menristek dan Dikti M Nasir mengungkapkan apresiasinya. MTIC, terangnya, merupakan pengembangan dari riset herbal yang diharapkan dapat semakin berkembang dan memperbanyak alternatif pengobatan.

"Ini yang akan didorong terus. Martha Tilaar Group telah menyediakan suatu wahana untuk mengembangkan obat herbal dalam negeri," ujarnya dalam peluncuran Ristekdikti-MTIC Awards 2017, di Kampung Djamoe Organik Martha Tilaar, Cikarang, Jabar, kemarin.

Menurutnya, antara inovator dan investor memang harus berkolaborasi. Dalam hal ini, Marta Tilaar Group merupakan investor, sedangkan para inovator dapat berasal dari peneliti umum maupun perguruan tinggi.

Pada kesempatan sama, Creative and Innovation Director PT Martina Berto Tbk Kilala Tilaar menerangkan bahwa MTIC diadakan untuk mengembangkan kekayaan alam Indonesia, memberikan dukungan dan penghargaan kepada para peneliti, serta meningkatkan daya saing produk lokal untuk dapat menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

"Peneliti, kalau tidak ada yang memberikan insentif, jadi lesu. Karena itu, setiap pemenang nantinya mendapatkan dana," terangnya.

Hasil penelitian tersebut nantinya dapat diaplikasikan pada produk kesehatan dan kecantikan. Ia mengingatkan, di era MEA, satu-satunya cara bagi sebuah industri untuk dapat bertahan ialah melalui inovasi.

"Yaitu inovasi yang mendengarkan keingingan konsumen, karena episentrum dari suatu penelitian berasal dari keinginan konsumen. Inovasi tanpa relevansi tidak akan bermanfaat," ujarnya.

Pendiri PT Martina Bertho Tbk, Martha Tilaar, mengemukakan seluruh produk tanaman di Indonesia sudah digunakan perusahaannya untuk dijadikan sebagai bahan baku obat dan kosmetik. (Mlt/H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya