Wujudkan Digitalisasi di Desa Tertinggal

DESA Sungai Bening di Kecamantan Sajingan Besar, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, merupakan salah satu wilayah di perbatasan Indonesia yang belum memiliki kemudahan akses internet. Keterbatasan akses telekomunikasi di desa ini berdampak pada lambatnya peningkatan taraf hidup masyarakat yang tinggal di wilayah terdepan Indonesia.

Di masa pandemi ini, sosialisasi bahaya covid-19 dan penerapan protokol kesehatan juga harus dilakukan secara langsung. “Saya melakukan sosialisasi secara door to door ke warga. Jadi tidak bisa saya melakukannya melalui media sosial,” ungkap Babinsa Desa Sungai Bening, Hakim Ismail, dalam program Bakti untuk Negeri yang tayang di Metro TV, tadi malam.

Sulitnya akses internet di desa ini juga diakui Kepala Desa Sungai Bening, Yohanes Tepi. Selain menyulitkan -operasional perangkat desa, katanya, sektor pendidikan dan kesehatan pun terhambat dengan tidak adanya jaringan internet yang memadai. Masyarakat desa harus keluar dari desanya yang terpencil menuju kota Kecamatan Sajingan untuk menikmati jaringan internet. Jaraknya sekitar 20 kilometer dari pusat desa.

“Sekarang sedang diupayakan untuk menjemput bola dari pemerintah, untuk mendirikan tower (BTS). Semoga itu menjadi perhatian semua kalangan masyarakat yang ada di desa kita, beranda depan perbatasan,” kata Yohanes.

Kehidupan warga di daerah terpencil, khususnya di wilayah perbatasan yang jauh dari kemajuan teknologi, menyebabkan kurangnya informasi dan pengetahuan akan pentingnya menjaga kesehatan. Ini terbukti dari tingginya angka kasus stunting atau kurang gizi pada anak di Desa Sungai Bening.

Melihat kondisi ini, peran tenaga kesehatan sangat penting dalam memberikan penyuluhan serta pengetahuan tentang bagaimana menjaga kesehatan anak dari kasus stunting. Menurut Eni, salah seorang kader Posyandu Desa Sungai Bening, setiap bulan rutin diadakan kegiatan seperti penimbangan anak, penyuluhan, dan pemberian makanan bayi.

Dalam penyuluhan, Eni selalu menekankan pentingnya pemberian Air Susu Ibu eksklusif dan makanan pendamping ASI (MPASI). Dia juga mengedukasi pencegahan stunting dengan pemberian asupan yang tepat sejak hari pertama kehidupan bayi dalam kandungan.

Mengingat krusialnya penanganan stunting, kehadiran internet yang memadai akan memudahkan para tenaga kesehatan dalam memberikan informasi seputar kesehatan anak. Harapannya ialah angka kasus stunting bisa terus menurun.

Menurut Eni, banyak manfaat dengan adanya internet bagi penanganan kesehatan di Desa Sungai Bening. “Untuk memberikan pengetahuan, terutama misalnya ada penyakit-penyakit, kami bisa menghubungi tenaga medis dari kecamatan. Di sana itu disediakan segalanya,” ujarnya.

Sektor kesehatan ini disebut sektor yang penting untuk dilakukan percepatan digitalisasi di Indonesia. Hal ini mengingat kondisi pandemi covid-19 saat ini membatasi masyarakat untuk melakukan mobili¬sasi maupun interaksi secara langsung.

Harapan besar yang dimiliki masyarakat di daerah terdepan Indonesia ini menjadi alasan kuat bagi BAKTI Kominfo untuk turut hadir dalam membantu memberikan sarana telekomunikasi. Hal ini guna meningkatkan taraf hidup masyarakat khususnya yang tinggal di daerah perbatasan.

Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Sambas Darsono menyebut kondisi internet di wilayahnya sebagian sudah baik. Namun, masih terdapat sejumlah wilayah yang tidak ada jaringan telekomunikasi sama sekali atau blank spot.

“Untuk di Kabupaten Sambas ada beberapa desa yang masih blank spot, seperti Sejangkung, Selakau Timur, Kecamatan Tebas, Kecamatan Subah, dan Kecamatan Sajingan Besar,” tutur Darsono. Dia menyebut wilayah-wilayah yang blank spot ini akan diatasi dengan program pembangunan oleh Kementerian Kominfo melalui BAKTI.

Saat ini, salah satu pembangunan menara Base Transceiver Station (BTS) di wilayah ini sudah pada tahap pengecoran dan perawatan (curing) beton. “Selama curing time itu, kita melakukan pekerjaan lain yang tidak mengganggu pekerjaan yang ada sekarang, seperti galian fondasi untuk solar panel, marking untuk fondasi VSAT, sekaligus merapikan lapang¬an biar pekerjaan lain bisa berlangsung,” jelas CME QA Manager Fiberhome Yudhistira Fahridalan.

Berlangsungnya pembangunan menara BTS oleh BAKTI Kominfo juga tidak terlepas dari peran kerja sama berbagai pihak, tak terkecu¬ali dari pemerintah daerah setempat. Menurut Bupati Kabupaten Sambas Satono, sejauh ini komunikasi pemda dan Kominfo dalam rencana pembangunan jaringan internet berjalan lancar.

“Tekad saya, dalam periode saya 2021-2026 seluruh rakyat Sambas sudah bisa menikmati internet, listrik sudah teraliri, jalan sudah bagus, jembatan tidak ada yang rusak lagi. Ada spot-spot tertentu yang belum terjamah (internet) karena belum ada listrik sehingga internet gak masuk,” katanya. (Ifa/S2-25)