Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
SEKOLAH Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) yang dikelola Kementerian Pertanian (Kementan) di Bogor, tepatnya di Cibalagung, siap menjawab perkembangan dan kebutuhan dengan menambah program studi (prodi) baru.
Ada dua prodi baru yang akan ditambahkan. Pengembangan penambahan prodi ini dilakukan STPP setelah berusia 113 tahun. Seperti diungkapkan Kepala Sekolah STPP Nazarudin, pihaknya siap menjawab tantangan dan menyelesaikan apa yang menjadi pekerjaan rumah (PR) selama ini.
"Kita siap, sedang kita rancang penambahan program studi baru. Ke depan akan tambah dua lagi program studi baru. Bisa program studi pascapanen, dan juga pengolahan hasil pertanian, para medik," kata Nazarudin di acara Dies Natalis STPP, Senin (11/4).
Dia mengatakan, untuk menuju itu, pihaknya sudah mempersiapkan diri, termasuk sumber daya manusianya. "Sumber daya manusia kita cukup siap. Kita sudah ada 12-13 doktor, 46 dosen dan dari lembaga penelitian di bawah Kementan. Dan dari pihak luar juga, termasuk dari perguruan tinggi lain,"jelasnya.
Saat ini, STPP hanya menjalankan dua prodi, yakni Penyuluhan Pertanian dan Penyuluhan Peternakan.
Nazarudin menyebutkan kegiatan hari itu merupakan rangkaian peringatan Dies Natalis STPP ke-15 sejak didirikan pada 2001. "Kalau STPP ke-15, tapi cikal bakalnya dari 1903 atau 113 tahun lalu," katanya.
Sesuai tema Dies Natalis 'Melalui Penerapan Iptek STPP Bogor Berkarya Mewujudkan Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani', lanjut dia, pihaknya akan mengambil kesempatan dengan mendirikan pusat pengkajian agribisnis mikro menengah.
"Langkah konkret kami, sebagai lembaga pendidikan, kita akan mendidik calon-calon wirausaha muda pertanian, termasuk juga calon penyuluhan muda untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani," ungkapnya.
Momon Rusmono, Sekretaris BPPSDMP, di sela arahannya mengatakan, STPP ini memiliki sejarah yang panjang dan dia sangat mengetahui prosesnya sebelum menjadi STPP. "Saya tahu persis jatuh bangunnya STPP, karena saya pelaku atau orang yang ada di dalamnya sejak awal. Bahkan saya pernah memimpin di sini selama satu tahun," ungkapnya.
Untuk itu, dia meminta STPP menjadi lembaga pendidikan seperti dulu, yang menjadikan alumni bisa diterima masyarakat di Indonesia. "Dies Natalis ke-15 jadi tonggak awal transformasi kelembagaan," katanya.
Dia mengarahkan harus ada perubahan di STPP. Menurutnya, strategi perubahan harus dilakukan melalui alumni studi kebijakan untuk profit SDM yang dilakukan SDM pertanian. "Ini suatu keharusan. Harus berani membuka program baru. Karena kalau terjebak di seperti saat ini, di dua program yang ada, akan sulit," jelasnya.
Dalam satu tahun ke depan, lanjutnya, STPP harus buka program studi sesuai kebutuhan di lapangan, karena banyak putra-putri petani yang jadi mahasiswa. "Kurang tepat kalau hanya jadi penyuluh. Ini PR Besar, saya tunggu setahun."
STPP Bogor sebagai Perguruan Tinggi yang dikelola Kementan, cikal bakalnya merupakan lembaga pendidikan pertanian tertua di Indonesia. Pada awal berdiri pada 1903 bernama Sekolah Pertanian (Landbouw School/LS). Pada 1913 berubah menjadi Sekolah Pertanian Menengah (Middlebere Landbouw School/MLS) kemudian menjadi Sekolah Pertanian Menengah Tinggi (SPMT) pada 1942 dan menjadi Sekolah Pertanian Menengah Atas (SPMA) pada 1950.
Pada 1987 ditingkatkan statusnya menjadi Pendidikan dan Latihan Ahli Penyuluhan Pertanian (Diklatapp) kemudian menjadi Akademi Penyuluhan Pertanian (APP) pada 1992.
Melalui Kepres No 50 Tahun 2001 tanggal 11 April 2001 ditingkatkan lagi statusnya STTP menjadi Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) yang memiliki 4 jurusan, yaitu Jurusan Penyuluhan Pertanian di Cibalagung, Jurusan Penyuluhan Peternakan di Cinagara, Jurusan Penyuluhan Perikanan di Cikaret, dan Jurusan Penyuluhan Kehutanan di Rumpin.
Pada 2005 melalui Kepres No 783/SM.620/A/11/05 dan No. 08/SJ/DKP/XI/2005, tanggal 14 November 2005, Jurusan Penyuluhan Perikanan menjadi bagian dari Departemen Kelautan dan Perikanan. Pada 2010, STPP menambah satu prodi lagi yakni Penyuluhan Perkebunan. (DD/OL-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved