Menjelang Fajar 2021

KRISIS itu artinya titik balik, mengeluarkan yang buruk ke masa lalu, memasukkan yang baik ke masa depan. Di balik megamendung ancaman, mereka yang mata batinnya terjaga senantiasa bisa melihat pendar cahaya pengharapan.

Tiada bangsa yang dikecualikan dari cobaan, tetapi setiap bangsa yang sintas selalu dapat menemukan sisi positif dalam segala peristiwa bahkan dalam waktu terburuk. Konflik bisa menciptakan titian bagi perubahan; membangkitkan panas yang dapat mengungkit perbaikan. Dalam cobaan terkandung kemenangan, dalam perjuangan tumbuh kekuatan.

Banyak orang mengutuk kegelapan. Tak menyadari, perlu waktu bagi mentari terbit bersinar, sedang mereka sendiri menutup jendela rumahnya saat fajar menyingsing. Terus terperangkap dalam rintihan ke gelapan menguras energi rohani untuk kemubaziran. Pesimisme pemikiran negatif melemahkan ketahanan nasional. Depresi kejiwaan merupakan buah pemikiran yang salah. Tatkala suatu bangsa terbelenggu oleh pesimisme, daya hidupnya dilumpuhkan perasaan pecundang, inferior, tak berdaya dan terbelakang yang dihayati seolahseolah sebagai kebenaran.

Bukan keberhasilan yang mendorong optimisme, namun optimismelah yang mendorong keberhasilan. Bagi mereka yang berjiwa positif, di kelam langit sekalipun masih bisa ditemukan keindahan bintang dan rembulan. Mereka berdiri dengan terang penglihatan, bahwa gelap tak bisa disingkirkan dengan gelap; hanya cahayalah yang bisa melenyapkannya.

Daripada menguras energi untuk saling menyalahkan, lebih baik menata rumah sendiri dengan melebarkan jendela jiwa. Ada saatnya malam berganti siang, gelap memanggil cahaya menggantikan. Bila rumah kita cukup lebar menampung sinar pencerahan, akan kita temukan jalan kebangkitan.

Di bawah terang optimisme, krisis bisa dilihat sebagai derita ibu hamil yang mengandung anak kemajuan. Kekacauan memberi ruang kemunculan para pencerah; bintang penuntun yang dapat menunjukkan pola-pola tersembunyi dan memandu manusia keluar dari lorong gelap menuju jalan cahaya.

Memang diperlukan kewaspadaan. Optimisme yang dikehendaki bukanlah suatu optimisme buta; melainkan suatu optimisme mata terbuka dengan kejelasan visi perubahan. Optimisme tanpa visi bisa mengarah pada kesesatan. Di bawah terang visi, optimisme yang dikembangkan hendaklah bersifat kritis-realistis. Bahwa kegembiraan tidaklah datang dengan sendirinya tanpa dijemput, tanpa diusahakan dengan penuh pengorbanan. Dalam luasnya bentangan kegelapan yang menyelimuti negeri ini, diperlukan jutaan kerlip kunang-kunang yang serempak bertaut menjadi gelombang pencerahan.

Ingatlah dua kesalahan yang membuat perjalanan tak berkemajuan: tak mulai melangkah dan tak menuntaskan perjalanan. Kalau kita tak melangkah melewati batasbatas diri kita sendiri, kita takkan mengalami kemajuan.

Kedatangan tahun baru hendaklah disongsong dengan keberanian bermimpi; kesiapan melangkah menerobos zona nyaman, keteguh an menuntaskan perjalanan, meski aral menghadang. Jangan pernah putus pengharapan. Ingatlah, waktu terkelam adalah jelang fajar menyingsing. Teruslah berjuang menyusuri gelap malam. Makin jauh kita berjalan, makin dekat dengan fajar.