Jalur UM Sulit Diakses Siswa Miskin

JALUR ujian mandiri di PTN sulit ditembus oleh siswa miskin berprestasi karena faktor biaya pendidikannya yang terbilang mahal bahkan lebih tinggi dari jalur jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan SBMPTN.

Penilaian itu dikemukakan oleh pemerhati pendidikan Doni Koesuma terkait tersedianya jalur ujian mandiri (UM) yang diselenggarakan oleh hampir semua PTN. Jalur mandiri untuk siswa atau peserta yang belum berhasil menembus jalur SNMPTN dan SBMPTN.

Diperkirakan ada sekitar 20 persen daya tampung masing-masing PTN diperebutkan di jalur mandiri itu. "Jalur mandiri persyaratannya ditetapkan oleh masing-masing kampus. Pada umumnya memiliki konsekuensi biaya pendidikan yang lebih tinggi. Maka, anak dari keluarga kurang mampu sangat jarang yang lolos di jalur mandiri ini," kata Doni.

Di situlah dilemanya. Sehingga pemerintah perlu melakukan intervensi. Belum lagi, menurut Doni, siswa dari keluarga ekonomi lemah banyak yang gagal di jalur SNMPTN ataupun SBMPTN. Hal itu kerena mereka tidak memperoleh layanan pendidikan setara dengan yang dialami anak-anak dari keluarga mampu.

"Anak-anak dari keluarga mampu selain bisa sekolah di SMA favorit, bisa membayar bimbel persiapan SBMPTN sehingga mereka bisa lebih mudah lolos SBMPTN." ujarnya.

Doni menambahkan kegagalan anak dari keluarga ekonomi lemah juga bisa terjadi karena PTN tidak membuka berapa perbandingan nilai atau benchmark untuk masing-masing program studi (prodi). Akibatnya hasil UTBK mereka seperti berjudi dalam memilih jurusan.

Dihubungi terpisah, Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswan (Belmawa) Kemenristek Dikti Ismunandar berharap pihak kampus dan rektor memperhatikan dan memberi porsi bagi kalangan tidak mampu yang berprestasi untuk diterima di jalur ujian mandiri.(Bay/Sru/H-1)