Headline

Tingkat kemiskinan versi Bank Dunia semakin menjauh dari penghitungan pemerintah.

Fokus

Perluasan areal preservasi diikuti dengan keharusan bagi setiap pemegang hak untuk melepaskan hak atas tanah mereka.

Pewarisan Tradisi Lisan Secara Alami Sulit Dilakukan

Indriyani Astuti
04/12/2018 19:29
Pewarisan Tradisi Lisan Secara Alami Sulit Dilakukan
(MI/Indriyani Astuti)

TRADISI lisan merupakan bagian dari warisan budaya tak benda yang dimiliki Indonesia. Jumlah mencapai ribuan, namun baru 822 tradisi lisan yang terdokumentasikan. Kekayaan budaya tersebut dapat punah apabila tidak diwariskan. Salah satu kendala pewarisan adalah banyak keturunan dari para maestro atau pelaku tradisi lisan tidak tertarik untuk meneruskan tradisi tersebut.

Ketua Asosiasi Tradisi Lisan (ATL) Prudentia mengungkapkan persoalan utama dari menjaga tradisi lisan agar tetap ada ialah perlindungan. Pewarisan yang dilakukan oleh para pelaku tradisi tidak bisa berjalan dengan baik karena keturunannya belum tentu mengikuti jejak orang tua dan tertarik mempelajari tradisi lisan.

Oleh karena itu, ATL sebagai organisasi nirlaba yang berupaya melestarikan tradisi lisan, mendorong para peneliti dan akademisi untuk mempelajari hal tersebut dan melakukan kajian, sehingga mereka dapat mengelola tradisi tersebut secara profesional. Selain itu, diharapkan para pelaku tradisi tergerak untuk meneruskan pada keturunannya.

"Tidak bisa pewarisan secara alamiah akan berjalan terus. Oleh karena itu perlu ada perubahan dari dunia akademis," tutur Prudentia di sela-sela audiensi ke kantor Media Indonesia terkait perayaan ulang tahun ke-25 ATL, di Jakarta, pada Selasa (4/12).

Baca Juga: Kearifan lokal dan Budaya Samin Menjadi Daya Tarik Wisata

Kunjungan itu diterima oleh Dewan Redaksi Media Grup Djadjat Sudrajat dan Deputi Direktur Pemberitaan Redaksi Media Indonesia Gaudensius Suhardi.

Menurutnya, saat ini cara paling baik dalam memperkenalkan tradisi lisan kepada generasi muda melalui pendekatan edukasi, diajarkan di sekolah-sekolah. Selain itu, pemerintah daerah diharapkan lebih proaktif membuat festival dan pementasan tradisi lisan di daerahnya agar lebih dikenal luas. Melalui cara seperti itu, diharapkan bisa menggugah minat generasi muda.

Keprihatinan akan rendahnya pengetahuan generasi muda mengenai tradisi lisan juga diutarakan Prudentia. Ia mengatakan masih banyak anak muda yang menganggap tradisi lisan hanya folklor, dongeng ataupun pantun. Padahal tradisi lisan juga menyangkut sistem pengetahuan lingkungan, teknologi dan kearifan lokal masyarakat.

Prudentia menyontohkan, tradisi lisan di Pelalawan, Riau, yaitu ritual mengambil madu lebah "Menumbai Sialang" saat bulan gelap. Masyarakat di sana, mengambil madu dari lebah liar yang bersarang di pohon Sialang dengan mantera-mantera. Kegiatan itu dipimpin oleh seorang yang dituakan.

"Ini tradisi mengambil madu yang tidak merusak lingkungan dengan kearifan lokal," terangnya.

Prudentia menuturkan Provinsi Riau, menjadi tempat diselenggarakannya perayaan ulang tahun ke-25 ATL pada 10 Desember mendatang. Riau, imbuhnya, dipilih karena pemerintah provinsinya mempunyai perhatian lebih pada tradisi lisan. Selain itu, Provinsi Riau juga punya dinas khusus kebudayaan dan program-program terkait tradisi lisan seperti festival pantun.

"Riau juga tempat tumbuhnya banyak tradisi lisan di Indonesia, termasuk bahasa Melayu," tukasnya.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya