Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Awan Radioaktif Tampak di Langit Eropa, Seberapa Bahayanya?

Marcheilla Ariesta
10/11/2017 14:34
Awan Radioaktif Tampak di Langit Eropa, Seberapa Bahayanya?
(AFP)

GUMPALAN awan yang diduga akibat pencemaran radioaktif terlihat di Eropa beberapa pekan terakhir. Kehadiran awan-awan tersebut menunjukkan adanya kecelakaan di fasilitas nuklir di Rusia atau Kazakhstan pada pekan terakhir September lalu.

Kehadiran awan berbahaya tersebut diungkapkan oleh lembaga keselamatan nuklir Prancis (IRSN) pada Kamis (9/11) kemarin. Meski demikian, mereka mengesampingkan sebuah kecelakaan di reaktor nuklir dengan mengadakan kemungkinan adanya di lokasi pengolabatan yang menggunakan bahan bakar nuklir atau pusat obat radioaktif.

Dilansir dari laman The Guardian, Jumat (10/11), awan ini dianggap tidak berdampak bagi kesehatan manusia atau lingkungan di Eropa. Namun, pejabat IRSN menuturkan, kecelakaan terjadi di utara Eropa, seperti di Rusia atau Kazakhstan.

"Pihak berwenang Rusia mengatakan mereka tidak mengetahui adanya kecelakaan di wilayahnya," seru Direktur IRSN Jean-Marc Peres.

Meski demikian, pihaknya masih belum menghubungi pemerintah Kazakhstan. Sementara itu, juru bicara kementerian darurat Rusia menuturkan pihaknya tak bisa berkomentar karena maish menyelidiki hal tersebut.

Peres menyebutkan dalam beberapa pekan terakhir, IRSN dan beberapa lembaga keselamatan nuklir lainnya di Eropa telah mengukur tingkat ruthenium 106 yang tinggi dari sebuah nuklida radioaktif. Ini merupakan produk dari pemisahan atom dalam reaktor nuklir dan tidak terjadi secara alami.

IRSN memerkirakan jumlah ruthenium tersebut antara 100 hingga 300 teraBecquerels. "Jika terjadi kecelakaan sebesar ini di Prancis, diperlukan evakuasi orang-orang dalam radius beberapa kilometer dari sekitar lokasi kecelakaan."

Namun, pengukuran dari stasiun Eropa menunjukkan tingkat ruthenium 106 yang tinggi di atmosfer mayoritas negara Eropa, mulai menurun dan cenderung stabil sejak 6 Oktober lalu hingga saat ini. (MTVN/E-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya