Berziarah ke Makam Syuhada di Jabal Uhud

MATAHARI masih bersembunyi di belakang Jabal (gunung atau bukit) Uhud. Sekitar pukul 07.00 waktu Arab Saudi, saya dan teman-teman Tim Media Center Haji tiba di lokasi yang terletak sekitar 4,5 km sebelah utara Kota Madinah itu. Jabal Uhud pernah menjadi saksi bisu peperangan besar antara pejuang Islam dan kaum kafir Quraisy pada 15 Syawal 3 Hijriah (Maret 625 Masehi) yang dikenal sebagai Perang Uhud.

Matahari perlahan naik sedikit demi sedikit dari belakang Jabal Uhud. Ratusan burung merpati terbang berputar. Mereka mengepakkan sayap naik dan turun. Ini menjadi pemandangan menakjubkan saat memandangi Jabal Uhud.

Gunung ini memiliki tinggi sekitar 1.050 meter dengan panjang 7 km, yang terdiri atas batuan granit, mar-mer merah, serta batu-batu mulia.

Jabal Uhud adalah bukit yang dijanjikan di surga. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan HR Bukhari, Nabi SAW bersabda, "Bukit Uhud adalah salah satu dari bukit-bukit yang ada di surga."

Tidak seperti umumnya gunung-gunung di Madinah, lokasi ini seperti sekelompok gunung yang tidak bersambungan dengan gunung lain. Penduduk Madinah menyebutnya dengan Jabal Uhud. Uhud artinya penyendiri.

Di sinilah terletak makam syuhada yang gugur dalam Perang Uhud, seperti paman Nabi, Hamzah bin Abdul Mutha-lib. Lokasi permakaman terletak antara Gunung Uhud dan Bukit Rumat.

Seorang jemaah haji Indonesia, Sutrisna, 45, asal embarkasi Jakarta, mengaku datang untuk berziarah dan mengingat Perang Uhud, sekaligus ingin melihat makam para syuhada.

Berhadapan dengan Jabal Uhud ialah Bukit Rumat. Terlihat ratusan orang juga mendaki Bukit Rumat. Mereka berdoa, berfoto, dan duduk di batu-batu di atas bukit tersebut.

Dari Bukit Rumat, kami lalu memandangi Jabal Uhud. Langit berwarna biru tua dan muda terlihat berpadu memayungi Jabal Uhud. Allahu Akbar. (X-11)