Binus International, Easycash, dan SeaBank Literasi Credit Score

BERKAT kemajuan teknologi di era digital seperti sekarang, semua orang bisa mengakses berbagai layanan lebih mudah, termasuk mendapatkan uang tambahan melalui pinjaman online (pinjol).

Di sisi lain, ini pun menyumbang tingginya risiko gagal bayar terutama di kalangan generasi muda. Sebab, menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 2023, mahasiswa dan pegawai aktif adalah kelompok pemilik credit score macet terbesar.

Memahami urgensi masalah itu, Binus International bersama Easycash dan SeaBank mendiskusikannya dalam talk show "Binter’s Calling bertemakan The Importance of a Healthy Credit Score", di Student Lounge B2, Binus @Senayan JWC Campus, Jakarta Selatan, Selasa (2/4).

Baca juga : Pinjol Bikin Skor Kredit Masyarakat Kurang Baik, Benarkah?

Baik Easycash maupun SeaBank sepakat memiliki credit score yang sehat merupakan kunci penting untuk kemudahan memperoleh modal.

“Di Easycash, credit score merupakan komponen utama untuk menyeleksi kelayakan pemohon,” tutur Direktur Easycash Victor Laoh dalam siaran persnya, Selasa (2/4)..

Ia menjelaskan ada banyak faktor yang dapat memengaruhi credit score seseorang. Contohnya, riwayat pengajuan pinjaman dan perilaku pemohon. Maka, skor yang baik akan membuat analis lebih yakin untuk memberikan pinjaman kepada seseorang.

Baca juga : LKDI Hadir untuk Memblokade Ancaman Kejahatan Dunia Digital

Strategy Director SeaBank Indonesia Junedy Liu menambahkan SeaBank menggunakan credit score untuk mengukur seorang nasabah bisa membayar utang secara tepat waktu atau tidak.

"Selain itu, credit score juga menentukan keberhasilan mendapatkan pinjaman dengan bunga lebih rendah dan bonus lebih besar," ujarnya.

Yanthi R I Hutagaol selaku Professor in Accounting & Finance Binus International menyampaikan tujuan Binter’s Calling The Importance of a Healthy Credit Score untuk memberikan edukasi kepada semua mahasiswa Binus University agar mereka bisa memahami fungsi credit score, cara penerapan dalam keuangan, cara meningkatkan serta mempertahankannya.

"Dengan demikian, mereka bisa terhindarkan dari tren wanprestasi/gagal bayar serta kredit macet yang semakin mengkhawatirkan seperti pada data sebelumnya. Pada akhirnya, mereka pun akan selangkah lebih dekat menuju kebebasan finansial," tutup Yanthi.