SETELAH sempat vakum berproduksi sejak kuartal pertama 2014 dan melakukan penggantian mesin, PT Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk (KBRI) akan menggenjot porsi ekspor kertas sampai 65% dari volume penjualan di 2015.
Hal tersebut diungkapkan Direktur Utama PT KBRI Sonie Budi Wijaya pada saat paparan publik rapat umum pemegang saham di Jakarta, kemarin.
Sonie mengatakan tahun ini merupakan pertama kalinya perusahaan melakukan ekspor. Mulanya porsi ekspor direncanakan sebesar 50%. Namun, kondisi perekonomian pasar saat ini dipandang sebagai peluang bagi perusahaan untuk mencoba meningkatkan porsi ekspor lebih banyak, sekitar 10%-15%.
"Ekspor perdana kami dimulai April 2015, dengan negara tujuan Vietnam. Kami akan ekspor ke negara-negara ASEAN sampai ke Tiongkok," tutur Sonie.
Demi meningkatkan kinerja, perusahaan yang bergerak di industri kertas itu telah melakukan penggantian dua mesin, yaitu paper machine 1 (PM 1) menjadi paper machine 4 (PM 4), dan paper machine 2 (PM 2) menjadi paper machine 3 (PM 3).
"Untuk PM 3, kapasitas produksinya mencapai 260 ribu metrik ton/tahun dengan produksi kertas jenis industrial paperpackaging grade berukuran 112-150 gram, yang hasil produksinya dipasarkan di dalam dan luar negeri," imbuh Sonie.
Lebih lanjut, dia juga menjelaskan, PM 4 memiliki kapasitas 10 ribu metrik ton/tahun yang memproduksi kertas HVS, CD (kertas buram), dan BC (kertas buku gambar), baik dalam bentuk rim maupun rol. "Namun, hasil produksinya hanya dipasarkan di dalam negeri.
"Sampai saat ini, 60% bahan baku untuk produksi masih berasal dari impor dan 40% sisanya dalam negeri. Namun, Sonie mengaku, porsi tersebut akan diubah untuk mengurangi ketergantungan elemen dolar pada beban produksi.
"Ke depannya porsi itu akan kita ubah menjadi 40% impor dan 60% nya dalam negeri," ujar Sonie.
Direktur Keuangan KBRI Rizalsyah Riezky mengatakan, untuk tahun ini, perusahaan yang memiliki pabrik seluas 57 hektare di Banyuwangi, Jawa Timur, tersebut menganggarkan belanja modal sampai dengan US$1 juta (sekitar Rp13 miliar).
"Akan dialokasikan untuk pemeliharaan mesin, peremajaan pabrik, dan biaya operasional," ungkap Rizal. Optimistis Pada kuartal I 2015, perusahaan mencatatkan pendapatan bersih sebesar Rp35,42 miliar. Sayangnya, pada periode yang sama di tahun sebelumnya, perusahaan tengah berhenti melakukan kegiatan produksi untuk membeli mesin baru sehingga perbandingan kinerja tidak bisa dilakukan.
Perusahaan kembali beroperasi pada kuartal IV2014, dan berhasil menorehkan angka penjualan sebesar Rp34,72 miliar, bertumbuh 192% jika dibandingkan dengan penjualan 2013 yang sebesar Rp11,86 miliar.
Untuk penjualan tahun ini, perusahaan menargetkan sebesar Rp400 miliar, dengan target volume penjualan 130 ribu metrik ton/tahun.
"Kami optimistis akan mencapai semua target tahun ini karena kami telah menjalankan strategi-strategi perusahaan yang dapat mempertahankan loyalitas konsumen kami," pungkas Sonie.
Pabrik KBRI berlokasi tidak jauh dari Pelabuhan Tanjung Wangi yang dilengkapi fasilitas peti kemas. Itu menempatkan pabrik KBRI di lokasi yang cukup strategis untuk pengiriman bahan baku dan distribusi.(E-1)