Airlangga: Program Kartu Prakerja Berikan Dampak Positif bagi Masyarakat

MENTERI Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa program kartu prakerja telah membawa dampak positif dalam hal pekerjaan, kewirausahaan, kompetensi, industri keuangan, ketahanan finansial dan pangan bagi para penerima. 

Menurutnya, hal tersebut dikemukakan dari hasil evaluasi independen dan disiapkan oleh Pemerintah Australia, UNDP (United Nations Development Programme) dan Melinda and Bill Gates Foundation. 

Baca juga: Sinar Mas Land Luncurkan Latinos Business District di BSD City

"Kita tahu program kartu prakerja merupakan program janji kampanye Presiden Joko Widodo yang telah disukseskan kepada Kementerian Perekonomian untuk mengoordinasikan program. Presiden menginginkan adanya pelatihan serta up skill bagi jutaan angkatan kerja, terutama saat ini kita sedang hadapi dua distrupsi yakni pandemi dan revolusi industri 4.0 atau transformasi digital," ungkapnya dalam acara Evaluasi Dampak Kartu Prakerja sebagai Program Pemulihan Covid-19, secara daring, Rabu (9/2). 

Lebih lanjut, Airlangga menambahkan sejak awal pandemi covid-19 berlangsung, program kartu prakerja mengalami refocusing menjadi semi bansos dan masuk dalam bagian program perlindungan sosial. 

Pada tahun 2020 sendiri, pemerintah telah menganggarkan Rp20 triliun untuk program kartu prakerja, Rp21 triliun pada tahun 2021 dan tahun 2022 mencapai Rp11 triliun. 

"Kartu prakerja merupakan inovasi pelayanan publik untuk menyalurkan bantuan secara masif pada seluruh masyarakat Indonesia, dari Sabang sampai Merauke dari Miangas sampai Pulau Rote. Ini dilakukan dengan inovasi pemerintah yang menerapkan sistem end to end digital dengan sistem berbasis cloud. Jadi dari Kementerian Keuangan akan langsung mengirimkan bantuan pada masing-masing e-wallet peserta," kata Airlangga. 

Di ekosistem kartu prakerja sendiri terdapat 180 lembaga pelatihan yang menyediakan 700 pelatihan, 6 platform digital atau e-market place, 5 mitra pembayaran, 4 shop platform, 5 lembaga accessor, dan 5 lembaga pemantau. 

Saat ini, lanjut Airlangga, terdapat 11,4 juta pemerima program kartu prakerja yang berasal dari 15 kabupaten kota dengan pendidikan beragam dari SD sampai sarjana, dari penyandang disabilitas hingga purna pekerja migran indonesia. 

"Ini merupakan satu hal yang membuktikan program ini bersifat inklusif dan kemarin kami ketemu Ketua BP2MI yang mengapresiasi untuk purna migram yang disentuh dengan program pelatihan dan semi bansos sehingga mereka bisa masuk job market kembali. Sehingga ini merupakan terobosan yang sbeelumnya tidak ada," tuturnya. 

Menurut Airlangga, tantangan yang dihadapi dalam program kartu prakerja sendiri ialah untuk menyiapkan infrastruktur yang lebih baik untuk seluruh wilayah Indonesia. 

Di tempat yang dama, Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF), Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu menegaskan bahwa program kartu prakerja merupakan salah satu proram penting yang berfungsi untjk mempersiapkan masyarakat dalam menghadapi tantangan dunia kerja. 

"Program ini merupakan inisiatif strategis pemerintah dalam menjawab tantangan mengenai sejumlah isu ketenagakerjaan baik saat ini maupun masa depan," ujar Febrio. 

Program ini dikatakan terbukti dapat meningkatkan kompetensi, produktivitas, daya saing, dan keterampilan kewirausahaan sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesempatan untuk pekerjaan baru. 

"Program kartu prakerja juga dapat menjadi solusi untuk mengatasi scarring effect yang terjadi akibat pandemi sebagaimana saya sampaikan sebelumnya. Sehingga dengan masifnya program ini dan besarnya harapan untuk program ini, dapat mengatasi beberapa tantangan di pasar tenaga kerja ini, maka evaluasi program kartu prakerja ini sangat penting," pungkasnya. (OL-6)