Bukan Mobnas melainkan Mobil Indonesia

DI tengah kecaman sebagian publik atas isu program mobil nasional dengan menggandeng Proton Holdings Bhd, Malaysia, pemilik PT Adiperkasa Citra Lestari (Adiperkasa) AM Hendropriyono justru merasa semakin terpanggil untuk membuat mobil Indonesia.

"Ini bukan mobnas, melainkan mobil buatan Indonesia. Ini cuma salah kaprah karena banner saat MoU di Kuala Lumpur tulisannya `national car'," tegas Hendropriyono kepada Media Indonesia di Jakarta, kemarin.

Bantahan mantan Kepala Badan Intelijen Nasional (BIN) itu mempertegas kembali sanggahan pemerintah. Presiden Joko Widodo hingga jajaran menteri ekonomi telah satu suara bahwa pemerintah tidak menjalankan misi mobil nasional seperti yang dilakukan di era Orde Baru.

Meski tidak ada program mobnas dari pemerintah, Hendropriyono tetap berambisi membangun industri mobil di Indonesia. "Dalam kesenjaan usia saya ini, saya masih ingin mengabdi kepada bangsa Indonesia. Karena itu, saya bersama dua sahabat saya, Chandra dan Edi Yosfi, mau buat mobil made in Indonesia," tandasnya.

Tekad Hendropriyono membuat mobil sendiri itu dilandasi pemikiran tentang kedaulatan ekonomi Indonesia. Menurutnya, secara kasatmata kemerdekaan Indonesia tidak terlihat di aspek industri otomotif. "Negeri kita dijajah dengan berseliwerannya mobil Barat, Jepang, dan lain-lain. Mana merek Indonesia sendiri?"

Hendropriyono pun menuding produsen mobil yang ada di Tanah Air memegang hegemoni perdagangan seperti Vereenigde Oostindische Compagnie, atau VOC, yang menjajah Indonesia. Ia ingin Indonesia juga bisa memiliki mobil sendiri sebagai pilihan publik di tengah penguasaan merek-merek Jepang, Eropa, dan lainnya.

Saat ditanya tentang alasan menggandeng Proton Malaysia, Hendropriyono menjawab, "Mereka (Proton) sudah 30 tahun bekerja dengan research and development yang sangat mahal. Mereka itu kita gandeng untuk efisiensi karena proyek kami bertiga ini bukan mobnas. Kami swasta murni."(Pol/X-10)