Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Saratoga Bagikan Dividen Final Rp235 Miliar

Micom
26/4/2017 17:10
Saratoga Bagikan Dividen Final Rp235 Miliar
(ANTARA FOTO/Audy Alw)

PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) mengakui bahwa 2016 merupakan tahun yang penting bagi perusahaan. Sebagai perusahaan investasi aktif, Saratoga berhasil mengidentifikasi peluang-peluang investasi, menumbuhkan dan meningkatkan nilai perusahaan investee sampai maksimal, hingga melakukan monitisasi aset secara optimal.

“Saratoga telah melalui perjalanan yang sangat menggembirakan dari tahun ke tahun, dan di 2016, kami berhasil menuntaskan beberapa siklus penuh investasi melalui divestasi dan monetisasi sebagian dari portofolio kami,” jelas Presiden Direktur Saratoga Michael W.P. Soeryadjaya setelah Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Jakarta, Rabu (26/4), seperti dilansir keterangan resmi.

Bukti nyata dari perkembangan bisnis perusahaan investasi Saratoga terlihat dari nilai dividen yang dibayarkan pada 2016 yang mencapai Rp622 miliar dan merupakan rekor baru bagi Saratoga daripada pendapatan dividen 2015 sebesar Rp268 miliar.

Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) hari ini, pemegang saham Saratoga menyetujui pembayaran dividen final sebesar Rp235 miliar atau Rp87 per saham. Dengan begitu, pada tahun buku 2016, total dividen yang dibayarkan Saratoga mencapai Rp401 miliar, mengingat di akhir tahun lalu perseroan membayarkan dividen interim sebesar Rp165 miliar atau Rp61 per saham.

Direktur Keuangan Saratoga Jerry Ngo menjelaskan, pada tahun 2016 Saratoga mulai menerapkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 65. Dengan standar akuntansi ini Saratoga dapat menetapkan nilai wajar pada aset investasinya, sehingga akan memberikan gambaran nyata mengenai kinerja bisnis perusahaan di masa depan.

Dengan standar akuntansi baru, Saratoga berhasil mencatatkan laba yang belum terealisasi (unrealized gain) sebesar Rp6.34 triliun dalam pendapatan investasinya di 2016 - yang sebagian besar didapatkan dari penyesuaian sekali waktu (one-off adjustments) dan mark-to-market, yang menandai peralihan dari akunting ekuitas menjadi nilai wajar.

“Hasil kinerja kami di 2016 tidak dapat menjadi acuan kinerja Saratoga di masa depan, karena ini adalah dampak penerapan PSAK 65 yang dilakukan mulai 2016. Dengan standar baru ini pemegang saham akan mendapatkan transparansi untuk membuat keputusan terkait investasinya di Saratoga,” jelas Jerry.

Pada 2016, Saratoga telah melakukan divestasi atas sejumlah aset investasinya. Seperti divestasi saham di PT Pulau Seroja Jaya senilai Rp98 miliar, pelepasan aset perkebunan dari PT Provident Agro Tbk, yang bergerak di bidang sumber daya alam dan melepas kepemilikan atas aset yang dimiliki oleh PT Sinar Mentari Prima (SMP), portofolio di sektor infrastruktur.

Setelah melakukan seleksi ketat dan pertimbangan matang terhadap lebih dari 100 peluang investasi yang masuk, pada 2016 Saratoga juga mencatatkan dua investasi baru yaitu PT Mulia Bosco Logistik dan PT Famon Awal Bros Sedaya untuk menambah portofolionya di sektor konsumer. Selama 2016 Saratoga menanamkan investasi total sebesar Rp 420 miliar ke dalam peluang-peluang baru.

Michael WP Soeryadjaya mengatakan, sebagian besar perusahaan-perusahaan portofolio Saratoga menunjukkan kinerja yang sangat baik di 2016. Di sektor sumber daya alam, penguatan fundamental PT Adaro Energy Tbk telah mendorong harga saham Adaro di 2016 naik dari Rp515 menjadi Rp1,695 per saham.

Di sektor konsumer, pertumbuhan bisnis dari PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk yang sangat positif telah meningkatkan harga saham MPMX dari Rp489 menjadi Rp820 per saham. (OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya