Krisis Biaya Hidup di Inggris Persulit Warga Untuk Hidup Sehat 

Sebuah studi dari OnePoll mengungkapkan krisis keuangan dan biaya hidup yang semakin tinggi di Inggris telah berdampak pada banyak aspek, salah satunya adalah mempersulit orang untuk menerapkan gaya hidup sehat. 

Penelitian dilakukan terhadap 2.000 orang dewasa di Inggris, menunjukkan ada lebih dari seperlima atau 23 persen yang mengalami kenaikan berat badan sekarang dibandingkan tahun lalu. Sementara itu ada 58 persen responden percaya bahwa krisis keuangan telah menyebabkan kenaikan berat badan mereka. 

Akibat biaya hidup yang semakin mahal, 31 persen responden memprioritaskan keuangan mereka untuk membeli makanan yang murah daripada melihat kandungan gizi yang berdampak pada kesehatan. Faktanya, ada 18 persen responden yang mengatakan bahwa mereka mengalami banyak perubahan pola makan yang tidak sehat daripada sebelum terjadinya krisis biaya hidup.

Seperti dilansir dari Independent UK pada Senin (17/4), sejak akhir tahun 2021, ada 80 persen orang dewasa yang merasa khawatir dengan kenaikan harga pangan. Diketahui krisis yang menyerang negeri mendiang Ratu Elizabeth II itu semakin nyata dan mendalam hingga membuat kemiskinan semakin merajalela. 

Dr. Jacquie Lavin, penasihat khusus ilmu manajemen berat badan dari Slimming World mengungkapkan bahwa krisis biaya hidup berdampak besar pada kebiasaan orang dalam berbelanja dan mengkonsumsi apa yang mereka makan. 

“Tanpa dukungan dan kebijakan yang tepat dalam menangani permasalah krisis ini, akan berdampak besar pada kenyataan yang harus dihadapi bersama bahwa krisis keuangan dapat mempersulit orang untuk mengatur berat badan dan kesehatannya,” tuturnya. 

Lebih lanjut, penelitian ini juga mengungkapkan bahwa responden yang mengalami kenaikan berat badan ini lebih aman mengkonsumsi makanan jenis cepat saji, selain murah juga praktis. 

Dampak lain dari biaya hidup juga menyebabkan 30 persen responden mengungkapkan bahwa mereka kurang termotivasi untuk berolahraga. Selain itu, 20 persen responden suka mengkonsumsi alkohol untuk mengatasi rasa stress dan tekanan situasi pada masa resesi. 

Bahkan, kurang dari seperlima atau 19 persen responden telah mengubah tempat mereka berbelanja makanan sebagai akibat dari meningkatnya biaya hidup untuk berhemat. Bukan hanya kesehatan fisik yang berpengaruh dalam beberapa bulan terakhir, 46 persen responden mengaku kesehatan mental mereka juga terpukul.

Sementara itu, ada 47 persen responden yang mengatakan pemerintah tidak berbuat cukup banyak untuk membantu orang dalam mengkonsumsi makanan yang sehat. Dan ada 68 persen responden yang menganggap bahwa pola hidup sehat lebih mudah dijalankan ketika memiliki keuangan yang stabil.

Penelitian ini juga menunjukkan ada sekitar 38 persen orang dewasa di Inggris yang tak memilih menghindar dari rutinitas sosial hingga tidak mau bercengkarama serta menerima saran apa pun  dari teman, kolega dan keluarga, hingga menarik diri dari media sosial.

“Ini menunjukkan bagaimana menjadi bagian dari sebuah kelompok, di mana Anda menghadapi tantangan yang serupa secara bersama dan saling membantu untuk tetap termotivasi agar tetap bersemangat. Akan lebih baik lagi jika dukungan ini diberikan dalam komunitas yang hangat dan bersahabat terutama di saat-saat sulit seperti ini.” (M-3)