Dari Briket hingga Teh

HINGGA kini beragam produk turunan bambu sudah dikembangkan oleh Pande Ketut Diah Kencana, di antaranya ialah asap cair, briket, dan teh bambu. Olahan rebung juga dikemas dengan beragam cara, misalnya dengan divakum, kemudian ada pula pengemasan menggunakan botol dan standing pouch.

Meski telah banyak menghasilkan produk, Ketua Pusat Penelitian Bambu Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Udayana, Bali, ini masih bertekad tidak berhenti berinovasi.

“Saya akan fokus untuk melakukan penelitian lebih banyak terkait produk turunan bambu tabah. Sampai sekarang, belum banyak yang dilakukan untuk memulai hilirisasi dari produk turunan bambu,” ujarnya.

Perempuan yang juga pernah menerima penghargaan Kementerian Koperasi dan Kementerian Pertanian terkait bambu tabah itu mengaku akan mengajak pihak kampus, mahasiswa, dan pegiat bambu lainnya untuk menggali potensi bambu tabah.

Banyaknya tugas yang harus dilakukan untuk melestarikan dan mengembangkan produk bambu tabah, menjadi alasannya pula untuk mendirikan sejumlah lembaga. Kelompok Tani Bambu Alam Sejahtera (BAS), dikatakannya, bertugas untuk pengembangan di sektor hulu, seperti pembibitan, budi daya, serta kegiatan panen batang dan rebung.

Panen dari para petani kemudian diolah dan dipasarkan melalui Koperasi Produsen Tunas Bambu Lestari. Sementara itu, Yayasan Bambu Alam Sejahtera didirikan untuk untuk memberi pelatihan, pendampingan kelompok-kelompok tani, mulai pelatihan budi daya sampai proses pengolahan dengan kerja sama akademisi dan pemerintah terkait. (Dmr/M-1)