Lebih Aman untuk Anak

TIDAK hanya memuaskan keinginan sendiri, Rathio Nandi Adrianto mengaku, mengoleksi gim retro juga dinilai lebih aman untuk anak-anak. Gim era 1980-an dan 1990-an tidak banyak, bahkan cukup bersih dari unsur keke­ras­an dan pronografi. Pada gim-gim berjenis pertarungan, adegan yang dibuat juga tidak ‘berdarah-darah’ layaknya gim masa kini. 

Tidak berhenti di situ, ia juga merasa gim jadul lebih banyak unsur fun dan lebih mudah diterima anak. Dengan begitu, pria yang akrab disapa Adrra ini merasa aman memainkan gim tersebut bersama anaknya. 

“Bagi saya, unsur-unsut fun-nya gim sekarang menjadi hilang. Kalau gim jadul lebih fun, enteng ceritanya, dan mudah diterima anak-anak,” kata dia.

Gim retro memang memiliki cerita tersendiri bagi generasi yang besar pada 1980-1990. Pasalnya, pada saat itu, hanya sedikit orang bisa memiliki gim tersebut.

Adrra pun membongkar koleksi gim-gim jadul yang tersimpan di dalam lemari kaca. “Ini legend banget buat anak 1980-1990-an,” kata dia sambil menunjukkan gim watch berwarna oranye tua.

Di bagian depannya terdapat gambar cowboy. Ia ingin menunjukkan gim tersebut masih hidup dan bisa dimainkan. Setelah batu baterai di pasang, benar saja suara nyaring gim pun terdengar dan saat bersamaan gambar pun mulai terlihat.

Adrra menyebut jika gim kapal selam merupakan jenis yang juga legendaris. Pada kesempatan itu pun ia bersemangat segera mencari gim tersebut dalam koleksinya dan me­nyalakannya. 

“Iya, ini juga legend. Dulu disewakan dengan dipasang tali dan karet,” kata Adrra yang waktu kecil tinggal di sekitar Kebayoran, Jakarta. Ia pun mengingat, kala itu gim tersebut biasa disewakan di sekitar sekolah. 

Pada jam istirahat maupun pulang sekolah, banyak anak yang menghabiskan waktu di tempat itu. Pemandangannya pun menjadi lucu karena juluran tali atau karet yang biasa digunakan pedagang untuk mengikat gim-gim sewaan tersebut. (AT/M-1)