Kesetaraan dalam Permainan Tradisional

BERBALUT pakaian adat dari seluruh wilayah Indonesia, anak-anak itu bergantian masuk ke arena laga. Ada yang memakai pakaian adat Betawi, Sunda, Jawa, Bali, dan Papua, sambil membawa permainan tradisional daerah yang kostumnya mereka kenakan.

Seusai peragaan busana, anak-anak diperbolehkan memainkan permainan tradisional yang mereka bawa. Semua anak bergembira dalam acara Traditional Games Returns (TGR) Campaign di RPTRA MH Thamrin, Jakarta, akhir April lalu.

Melalui acara itu, TGR ingin memperkenalkan kesetaraan gender melalui permainan tradisional sehingga anak tidak khawatir lagi jenis permainannya sesuai jenis kelamin atau tidak. Semua permainan tradisional bisa dimainkan anak laki-laki atau perempuan.

"Jadi, hari ini TGR Campaign main ke RPTRA MH Thamrin, yakni tema hari ini adalah TGR Kartinian. Dalam rangka memperingati Hari Kartini, kami menggadakan permainan tradisional dengan tema Permainan tradisional untuk semua. Jadi, tidak membedakan jenis kelamin, baik laki-laki maupun perempuan," terang Advisor TGR Campaign, Citra Demi Karina.

Ternyata Indonesia tidak hanya kaya ragam pakaian tradisional, tetapi juga permainannya beragam lo sobat.

Ada permainan gasing, egrang batok, layang-layang, dan bekel.

Salah satu pesertanya ialah siswa kelas 1 SDN Kenari 07, Mahardika Orlando Khalfani. Ia membawa egrang batok dan ternyata ia bisa menjelaskan cara bermain egrang yang sudah jarang terlihat ini.

"Aku bawa permainan egrang batok. Cara mainnya kita berdiri di engrang batok, baru kita jalan," terang Mahardika yang memakai pakaian tradisional asal Papua.

Ada juga Gliesa Nayma Valderrama, kelas 3 SDN Kenari 07, yang mengenakan pakaian Bali. Ia membawa gasing.

"Aku membawa permainan gasing. Cara bermainnya ditarik dan diputar, ditaruh ditempat yang datar," ujar Gliesa.

Wah, seru ya sobat. Ternyata Indonesia punya banyak permainan seru. Mau tahu apa lagi? Yuk, ikuti Medi. (M-3)