Tambah Libur di Hari Rabu, Perusahaan ini Sukses Naik Laba

BESOK kita akan menikmati libur nasional terkait Hari Buruh. Namun tampaknya para pengusaha di Indonesia juga bisa mempertimbangkan menjadikan rabu sebagai hari libur tambahan tetap. Simak saja cerita suksesnya dari Versa.

Para klien Versa, perusahaan pemasaran digital di Australia, sudah paham jika kantor tersebut tidak dapat ditelepon di hari rabu. Pasalnya, hari itu adalah juga hari libur bagi Versa. Perkecualian bagi klien, hanya jika urusan sangat mendesak.

Sejak Juli 2018, Versa memberlakukan tiga hari libur dalam seminggu. Dua hari libur lainnya, seperti pada umumnya yakni sabtu dan minggu. Asiknya lagi bagi karyawan, mereka tetap dibayar lima hari kerja.

Di sisi lain, untuk menghindari tekanan dan beban kerja yang meningkat karena tenggat menjadi lebih singkat, staf Versa mengatur ulang pola kerja mereka untuk menjadi lebih efisien. Setiap dua minggu, perusahaan juga meninjau apa yang tidak bekerja dan apa yang tidak.

"Semua orang ingin itu berhasil, karena kami suka memiliki fleksibilitas. Jika saya ingin menunda hari Rabu itu, saya mempersiapkan minggu saya dengan lebih baik," ungkap salah satu Manajer Proyek di Versa, Tiffany Schrauwen, dikutip dari BBC Capital.

Dengan komitmen bersama, hasilnya karyawan dan perusahaan sama-sama senang. Pendapatan Versa telah meningkat 46%, dan laba hampir tiga kali lipat, kata CEO dan pendiri Versa Kath Blackham.

“Kami memenangkan pekerjaan karena kami dikenal memiliki pekerjaan yang hebat,” kata Blackham. Ia menambahkan fakta, bahwa agensi tersebut memiliki turnover (perbandingan karyawan yang berhenti dan rekrutan baru) yang rendah.

Blackham mengungkapkan jika kebijakan libur tambahan itu berangkat dari kondisinya sendiri. Ia mendirikan perusahaan dengan memiliki balita dan bayi, dan bertekad untuk memimpin perusahaan berkinerja tinggi yang menghormati kebutuhan akan fleksibilitas.

“Apa yang ingin saya buktikan adalah bahwa di salah satu industri yang paling tidak mungkin, industri berbasis layanan yang dikenal kaum muda memiliki jam kerja panjang itu dapat diterapkan, jika Anda menemukan sesuatu yang inovatif,” kata Blackham.

Istirahat pertengahan minggu memungkinkan staf pergi ke gym, melakukan pekerjaan rumahan, mengurus anak-anak, menjadwalkan janji temu, mengerjakan start-up mereka atau hanya menonton Netflix. Terkadang, mereka akan mengejar pekerjaan. Karyawan dinilai menjadi lebih sehat dengan kebijakan baru itu karena jumlah hari dimana karyawan izin sakit menjadi turun. 

Namun mengapa ia menetapkan Rabu sebagai libur tambahan? Ini berdasarkan pengamatannya pada perasaan produktif pada hari Senin yang kemudian turun beberapa hari kemudian.

Maka daripada menciptakan akhir pekan yang panjang, ia membuat dua mini minggu. Dia juga menemukan bahwa membiarkan staf memilih hari liburnya sendiri, itu juga berdampak pada produktivitas.

Profesor Jarrod Haar tidak terkejut bahwa Rabu terbukti sangat sukses untuk Versa. Sebagai profesor manajemen sumber daya manusia di Universitas Teknologi Auckland, Selandia Baru, sebagai bagian dari penelitiannya sendiri, Haar telah mewawancarai karyawan tentang rotasi empat hari seminggu, dan mendapati mereka paling menikmati libur pada Rabu.

"Bagi pengusaha, mematikan pertengahan minggu akan memberikan lebih banyak keuntungan bagi Anda. Istirahat hari Rabu berarti Anda kembali ke Kamis dengan segar, dan inilah saat orang merasa paling produktif," jelas Haar.

Haar telah melacak perusahaan manajemen real estate Selandia Baru Perpetual Guardian, yang menjadi berita utama tahun lalu ketika melakukan uji coba selama empat hari kerja dalam seminggu tanpa kehilangan produktivitas. Hari-hari sakit turun, kesejahteraan staf naik, tetapi perusahaan kehilangan beberapa staf yang terbukti tidak sesuai dengan pekerjaan yang fleksibel dan padat.

Bagi Andrew Barnes, CEO dan pemilik Perpetual Guardian, minggu empat hari adalah "a cause whose time has comes." Sementara Blackham di Versa dimotivasi oleh keinginan untuk membuat tempat kerja lebih fleksibel dan seimbang, Barnes didorong oleh suatu penelitian yang menemukan pekerja hanya produktif sekitar dua setengah jam sehari. Pasti ada cara yang lebih baik untuk mengatur waktu kerja, pikirnya. Minggu lima hari bukanlah fenomena kuno. Pabrikan mobil Henry Ford merintis memberikan libur akhir pekan pada tahun 1926, berteori bahwa itu akan membuat mereka lebih produktif. (M-1)