Hapus Tato, Hilangkan Kenangan Mantan

Penyanyi Widy Vierratale,28, kini punya rutinitas baru. Sebulan sekali ia mesti berhadapan dengan dokter, memakai kacamata hitam untuk melindunginya dari laser, membiarkan anastesi bekerja dari semprotan dan kemudian menunggu sang dokter bekerja dengan sinar itu.

"Aku punya beberapa tato sebenarnya, tapi yang aku prioritaskan dulu adalah tato yang dibuat barengan dengan mantan pacar aku. Karena sekarang sudah putus, ya dihapus saja, biar bisa move on," kata perempuan yang kini gemar memajang hobi menembaknya di Instagram, di Zap Clinic, Menteng, Jakarta Pusat.

Diwajibkan datang setiap satu bulan, hingga sepuluh kali, untuk memastikan tato itu terhapus, Widy mengaku bahkan berniat mencicil satu per satu tato di tubuhnya, hingga akhirnya tak tersisa. Saat ini, tato berwujud tugu monas di lengannya telah mulai menipis.

"Ada sih sensasi tertentu saat lasernya ditembakkan, tapi karena sudah pakai anastesi jadi nggak terlalu terasa," ujar Widy yang mengaku bersyukur karena tatonya bertinta hitam sehingga proses pembersihan terbilang mudah. Pada rajahan yang berwarna-warni, butuh perlakuan dan proses yang kompleks pun lebih panjang.

Penghapusan yang butuh proses itu, kata Widy, juga sepadan dengan minimnya efek samping dan keamanan terapi yang ia terima. Keinginannya buat beranjak ke masa depan dan meninggalkan kenangan, kata Widy, membuatnya bertekad berkomitmen meluangkan waktu untuk menjalani seluruh proses hingga kulitnya tak lagi bergambar. (M-4)