Kasus Hasto Pintu Masuk Awut-awut PDIP?

SEKJEN PDIP Hasto Kristyanto akhirnya diperiksa sebagai tersangka dalam kasus suap Harun Masiku kepada eks Komisioner KPU Wahyu Setiawan dan perintangan penyidikan. Berurusan dengan KPK bukan hal baru bagi pejabat atau elite di negeri ini. Banyak pejabat dan rekanan menjadi pesakitan lembaga antirasywah itu.

Tapi, untuk Hasto agak lain. Aroma politik begitu kental terasa. Bagi PDIP, penetapan Hasto  sebagai tersangka tak lepas dari upaya kriminalisasi. Mereka bahkan mengeklaim itu bagian dari upaya untuk mengawut-awut partai.

Hasto, menurut logika PDIP, hanyalah pintu masuk. Tujuan besarnya adalah mengacak-acak PDIP pada Kongres April mendatang dan mengusik posisi Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.

Benarkah klaim itu? Pernyataan eks elite PDIP Effendi Simbolon agar Mega mundur sebagai bentuk pertanggungjawaban atas kasus Hasto dianggap menguatkan dugaan itu. Pernyataan Effendi yang dilontarkan setelah dia bertemu Jokowi dinilai kian menegaskan memang ada yang menggebu mengganggu PDIP.

Betulkah usaha mengawut-awut PDIP makin gencar dilakukan seiring dengan langkah maju KPK menangani kasus Hasto? Siapa yang melakukannya? Atau, sebaliknya, benarkah bahwa penetapan tersangka dan pemeriksaan terhadap Hasto murni giat hukum? Lalu, kenapa Hasto belum juga membeberkan dokumen dan video yang katanya berisi penyimpangan sederet pejabat dan mantan pejabat? Atau, semua itu sekadar gertak sambal, tawar menawar perkara, dan saling sandera?