Cuaca Panas di Qatar Jadi Tantangan Bagi Pemain

KONDISI terik di Qatar mulai menjadi tantangan bagi para pemain dan suporter. Meski digelar di musim dingin, Piala Dunia 2022 tetap dibayang-bayangi tantangan cuaca panas.

Timnas Inggris, misalnya, menggenjot program aklimatisasi mereka berlatih di cuaca terpanas. Skuat besutan Gareth Southgate itu turun ke lapangan di markas Klub Olahraga Al-Wakrah pada tengah hari, pukul 12.30 waktu setempat, dengan suhu 33 derajat celcius.

Cuaca panas menjadi perhatian sejak Qatar ditunjuk untuk menggelar turnamen. Stadion pertandingan pun akhirnya dibangun ber-AC. Namun, kondisi ketika pertandingan akan lebih bersahabat karena digelar malam hari dengan suhu di bawah 30 derajat celcius.

Baca juga: Brasil Tegaskan Baru akan Cari Pengganti Tite, Januari

"(Latihan hengah hari) itu adalah sesuatu yang kami butuhkan sebagai tim untuk membiasakan diri, merasakannya, memahaminya. Saya tidak akan mengatakan itu tidak sulit tetapi kami profesional, kami mengerti apa yang kami lakukan," kata pemain timnas Inggris, Conor Coady.

"Ini adalah lingkungan yang berbeda bagi kami, ini adalah sesuatu yang ingin kami lakukan secepat mungkin. Pergi ke sana dan terlalu memikirkan panas atau berpikir itu terlalu panas tidak akan membawa kita kemana-mana. Kita tidak terlalu sering terkena sinar matahari di Inggris, jadi mari kita nikmati," imbuhnya.

Kekhawatiran muncul di kalangan suporter. Area taman penggemar resmi FIFA dan stadion dilaporkan tidak memiliki air mancur minum yang bisa diakses bebas.

Absennya fasilitas publik itu dikhawatirkan berimbas para suporter mengalami masalah kesehatan seperti heat stroke.

Suporter yang menghadiri pertandingan dan mengunjungi area festival resmi FIFA memang bisa membeli air botol resmi turnamen seharga 2,30 pund sterling (setara Rp42 ribu) per botol tetapi tidak ada ketentuan untuk isi ulang. (The Guardian/Daily Mail/OL-1)