JUERGEN Klopp tidak kepalang puasnya dengan keputusan untuk mendatangkan penyerang sayap asal Kolombia Luis Diaz ke Liverpool. Pemain muda baru ini mampu dengan cepat menyesuaikan diri untuk bermain bersama 'Tim Merah' dan kini sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan klub asal kota pelabuhan di utara Inggris itu.
Diaz kini menjadi pilihan utama Klopp untuk mengisi sayap kiri. Pemain terbaik Afrika Sadio Mane, yang biasa ditempatkan di sana, didorong ke tengah untuk mengisi tempat Roberto Firmino atau Diogo Jota.
Tumpulnya dua ujung tombak yang ada membuat Klopp harus mencari jalan. Firmino yang sudah semakin berumur memang mulai menurun ketajamannya. Jota yang diharapkan bisa menggantikan penyerang kawakan asal Brasil itu tak kunjung menunjukkan tajinya. Tanpa ada keberanian untuk berubah akan sulit bagi Liverpool bersaing di Liga Inggris maupun Liga Eropa.
Jendela musim dingin dimanfaatkan Klopp. Pelatih asal Jerman itu terpikat penampilan Diaz yang bersinar ketika menjadi pencetak gol terbanyak bersama Lionel Messi di Copa America. Klopp pun mendatangi FC Porto, yang membawa Diaz dari Kolombia ke Portugal pada 2019.
Diaz, yang dibeli 9 juta euro oleh Porto, dibanderol mahal oleh klub Portugal tersebut. Liverpool dipaksa membayar 45 juta euro apabila ingin mendapatkan pemain Kolombia berusia 25 tahun itu. Klopp memutuskan untuk memenuhi permintaan Porto.
Sejak penampilan perdananya di ajang Piala FA pada 6 Februari, Diaz langsung memikat hati bukan hanya Klopp, melainkan juga the Kop. Masuk sebagai pemain pengganti saat Liverpool menghadapi Cardiff City, ia langsung menampilkan permainan yang menarik perhatian. Diaz tidak hanya memiliki teknik bermain yang tinggi, tetapi juga punya kecepatan. Ia bukan tipe penyerang sayap yang ortodok. Diaz berani untuk masuk ke kotak penalti lawan dan mengancam gawang lawan.
Saat Selasa lalu tampil menghadapi Benfica di perempat final Liga Champions, Diaz semakin menunjukkan kelasnya sebagai bintang baru Liverpool. Di saat Mohamed Salah menghadapi off day, pemain asal Kolombia ini mampu menutupnya. Satu assist yang diberikan kepada Mane dan gol pamungkas yang diciptakannya tiga menit menjelang bubaran membuat Klopp benar-benar ekstasi.
“Tidak mudah bagi seorang pemain untuk masuk ke dalam tim saat jendela musim dingin. Nyaris tidak ada waktu bagi pemain itu untuk melakukan penyesuaian dengan tim. Saya melihat Diaz luar biasa karena ia bisa langsung menyatu di dalam tim,” ujar Klopp puas.
Empat gelar
Dengan banyak pilihan pemain yang ia miliki sekarang, tidak berlebihan apabila Klopp mengincar empat gelar di musim ini. Setelah sukses merebut Piala Carabao, Liverpool kini mengincar gelar juara Liga Primer, Piala FA, dan Liga Champions.
“Kami berada posisi yang baik karena ada di posisi kedua klasemen Liga Primer, semifinal Piala FA, dan perempat final Liga Champions. Saya tentu tidak bermaksud membuat para pemain terbebani, tetapi mengajak mereka untuk menikmati pertandingan dan meraih sesuatu yang tidak mustahil untuk didapatkan,” ujar pelatih berdarah Jerman itu.
“Ketika kami tertinggal jauh dari Manchester City, kami semua berusaha untuk bisa mendekati mereka. Kalau sekarang kami mampu mendekati mereka, wajar kemudian berharap bisa melewati mereka,” tambah Klopp.
Sepekan ke depan ini merupakan moment of the truth bagi Liverpool dan Klopp untuk bisa atau tidak meraih ambisi mereka. Salah satu saingan terberat yang harus dihadapi dalam meraih gelar di kompetisi Inggris ialah Manchester City. Pertemuan mereka besok malam di Stadion Etihad menjadi penentu siapa yang akan menjadi raja Liga Primer musim ini.
Pekan selanjutnya, kedua tim akan kembali berhadapan di semifinal Piala FA. Pemenang pertandingan yang akan digelar di Stadion Wembley itu berhak untuk tampil pada partai puncak yang dijadwalkan berlangsung 14 Mei mendatang.
Bagi Klopp, tidak ada pilihan apabila ingin mencetak quadruple di musim ini, tim asuhannya harus bisa mengempaskan the Citizens. Meski tidak langsung membawa the Reds menjadi juara, kemenangan akan semakin mendekatkan mimpi mereka membuat sejarah baru dengan merebut empat gelar pada satu musim.
Kehadiran Diaz akan menjadi penentu keberhasilan Liverpool. Apabila seperti saat menghadapi Benfica dimainkan sejak awal, trio Diaz-Mane-Salah akan menjadi marabahaya bagi Manchester City. Setidaknya Josep 'Pep' Guardiola harus mengerahkan kemampuan terbaik untuk mengendalikan permainan tamunya.
Liverpool merupakan tim yang solid karena mempunyai Fabinho yang pandai menjaga keseimbangan tim serta Thiago Alcantara yang cermat dalam membaca permainan dan membuat kejutan dengan operan-operannya yang terukur. Sebagai pemain ketiga di lapangan tengah, Klopp memiliki pilihan kapten kesebelasan Jordan Henderson, Naby Keita, atau pemain kawakan James Milner.
Kehadiran kembali Virgil van Dijk membuat pertahanan Liverpool juga menjadi lebih solid. Center-back asal Belanda itu nyaris absen sepanjang musim lalu karena cedera. Kini Van Dijk menjadi palang pintu andalan yang bisa berduet dengan Joel Matip ataupun center-back baru Ibrahima Konate.
Partai seru
Partai Minggu malam nanti pantas untuk kita tunggu karena hanya dengan terpaut satu poin pengumpulan angka di antara mereka, pemenangnya akan bisa melenggang ke puncak juara. The Citizens yang berambisi untuk mempertahankan gelar merupakan tim yang matang. Pep Guardiola bersyukur memiliki kapten kesebelasan Kevin De Bruyne yang selalu tampil sebagai pendobrak kebuntuan.
Setidaknya dua pertandingan terakhir yang dimainkan Manchester City merupakan buktinya pentingnya gelandang jenius asal Belgia itu bagi the Citizens. De Bruyne membuka kemenangan Manchester City saat bertandang ke kandang Burnley. Selasa lalu, ia menjadi pendobrak pertahanan gerendel Atletico Madrid untuk merebut kemenangan penting 1-0 di perempat final Liga Champions.
Mobilitas yang tinggi serta kreativitas dalam menembus pertahanan lawan membuat De Bruyne tidak mudah untuk dijaga. Gelandang bertahan terbaik Chelsea N’Golo Kante pun tidak mampu untuk selamanya mengawal De Bruyne. Satu kesalahan yang dilakukan Kante tanpa ampun dimanfaatkan kapten kesebelasan the Citizens itu untuk merobek gawang the Blues.
Pertanyaannya, siapa yang akan ditugasi Klopp untuk mengawal De Bruyne? Hanya satu yang bisa melakukan tugas itu di Liverpool, yakni Milner. Hanya saja, dengan usianya yang sudah 36 tahun, tidak mudah bagi gelandang Liverpool itu untuk terus mengikuti pergerakan De Bruyne. Namun, kegigihan Milner dalam menjaga lawan setidaknya bisa membuat De Bruyne frustrasi.
Peran para pemain the Citizens lainnya sangat dibutuhkan agar bisa keluar dari tekanan. Karena itulah, De Bruyne mengajak rekan-rekannya untuk berani bermain dan mengeluarkan kemampuan terbaik dalam menghadapi pertandingan penting melawan Liverpool. “Kalau mau menjadi juara, kita harus siap untuk menghadapi pertandingan besar seperti menghadapi Liverpool ini,” ajak De Bruyne.
Guardiola menyadari perlunya strategi yang berbeda dalam menghadapi the Reds. Tim asuhannya harus lebih kreatif dalam bermain karena klub-klub Inggris sudah paham permainan the Citizens selama ini. Hanya satu yang tidak ingin ia ulangi seperti kegagalan di final Liga Champions musim lalu ialah tidak memainkan Rodrigo Hernandez atau Fernandinho sebagai gelandang bertahan.
Dengan tetap menerapkan false nine, ada empat pemain yang bisa Guardiola manfaatkan untuk mendampingi De Bruyne. Pilihan itu bisa diberikan kepada Phil Foden sebagai ujung tombak semu dengan Raheem Sterling atau Jack Grealish yang bermain dari sayap kiri serta Riyad Mahrez atau Bernando Silva yang bermain dari sayap kanan.
Gelandang asal Jerman Ilkay Guendogan seperti biasa akan mendampingi De Bruyne sebagai second striker. Apabila De Bruyne kesulitan untuk bisa mengembangkan permainan, Guendogan diharapkan bisa memanfaatkan bola-bola muntah di sekitar kotak penalti Liverpool.
