Meski Juarai Liga Champions, Chelsea Mengaku Merugi Rp2,8 Triliun

JUARA Liga Champions Chelsea, Kamis (30/12), mengumumkan mengalami kerugian sebesar 145,6 juta pound sterling atau sekitar Rp2,8 triliun dalam tahun anggaran hingga 30 Juni 2021.

Klub asal London itu menjadi juara Liga Champions, Mei lalu, setelah menang 1-0 atas sesama klub Liga Primer Inggris Manchester City di laga final di Porto.

Meski mengalami kenaikan turnover dari 387,8 juta pound sterling menjadi 416,8 juta pound sterling, karena pemasukkan dari hak siar, Chelsea mengatakan mereka masih merugi karena memainkan laga tanpa penonton akibat covid-19 serta minimnya keuntungan dari penjualan pemain.

Baca juga: Chelsea Pertimbangkan Fokus Pencarian Bek Baru

Keuangan the Blues terus ditopang oleh Fordstam Limited, perusahaan milik Roman Abrahmovich.

Chelsea menambahkan, saat kompetisi terancam dimainkan kembali secara tertutup pada akhir Desember 2021 dan awal Januari 2022, klub yang bermarkas di Stamford Bridge itu mengaku akan sangat tergantung dari pasokan dana dari Chelsea FC PLC, yang angkanya bisa semakin besar tergantung keparahan dari keharusan menggelar laga tanpa penonton.

Sementara itu, Chelsea mengungkapkan mereka membelanjakan 109,7 juta pound sterling untuk mendatangkan tiga pemain yaitu Romelu Lukaku, Marcus Bettinelli, dan Sal Niguez. Adpaun Niguez berstatus pinjam dari Atletico Madrid sejak 3 Juni lalu.

Di periode yang sama, Chelsea mengaku telah menjual 13 pemain dengan harga total 103,7 juta pound sterling. The Blues berpotensi mendapatkan tambahan 16,4 juta pound sterling jka klausa para pemain itu terpenuhi.

Chelsea dibeli oleh miliarder Rusia Roman Abramovich pada 2003 dan klub Liga Primer Inggris itu mencatatkan era tersukses sepanjang sejarah klub dengan memenangkan lima gelar Liga Primer Inggris dan dua Liga Champions serta gelar ganda Liga Primer Inggris dan Piala FA pada musim 2009/10. (AFP/OL-1)