Bayern Minta Pendukung Berhenti Menyerang Salihamidzic

BAYERN Muenchen, Kamis (22/4), meminta para pendukung klub Bundesliga itu untuk menghentikan serangan mereka tehadap Direktur Olahraga Hasan Salihamidzic terkait perseteruannya dengan pelatih Hansi Flick, yang ingin hengkang pada akhir musim.

Kemenangan di Mainz, Sabtu (24/4), akan memastikan Bayern menjuarai Bundesliga untuk kesembilan kalinya secara beruntun.

Meski berhasil mengantarkan Bayern meraih treble pada musim lalu dan memenangkan Liga Champions 2020, Flick, akhir pekan lalu, meminta agar dirinya dibebaskan dari kontraknya.

Baca juga: DFL Perketat Karantina di Tiga Laga Tersisa Bundesliga

Perselisihan dengan Salihamidzic mengenai rekrutmen pemain disebut sebagai faktor penyebab keputusan Flick itu.

Pendukung Bayern yang marah dengan hal itu langsung melontarkan serangan kepada Salihamidzic.

Presiden Bayern Herbert Hainer langsung membela Salihamidzic, yang terpilih sebagai anggota Komite Eksekutif klub Bavaria itu pada tahun lalu.

"Kritik yang obyektif selalu akan diterima. Namun, kami mengecam serangan personal dan agitasi dalam bentuk apa pun," ujar Hainer.

Ketegangan antara Flick dan Salihamidzic disebut dimulai ketika Jerome Boateng, yang kontraknya akan habis pada Juli mendatang, tidak ditawari perpanjangan kontrak. Padahal Flick ingin mempertahankan pemain berusia 32 tahun itu.

Hainer lalu mengungkapkan kondisi finansial Bayern akibat pandemi covid-19.

"Kami semua, termasuk saya, puas dengan penampilan Bayern selama 18 bulan terakhir," ujar Hainer.

"Kami mengerti seornag pelatih ingin mempertahankan 30 pemain bintang di skuatnya. Kami juga merasa begitu. Namun, dengan covid-19, kami harus mengatasi kehilangan revenue sebesar 150 juta euro," lanjutnya.

Klub ini, imbuh Hainer, dalam kondisi finansial yang kuat namun tekanan finansialnya tetap terasa.

Salihamidzic terikat kontrak hingga 2023 namun pendukung Bayern ingin dia, bukan Flick, yang hengkang.

Sebuah petisi daring berjudul "Pro Hansi Flick, Salihamidzic out" telah mendapatkan 70 ribu tanda tangan per kamis (22/4). (AFP/OL-1)