Duel dengan Mantan Mentor

RB Leipzig dan Paris Saint-Germain akan bentrok di babak semifinal Liga Champions, Rabu (19/8) dini hari, untuk meraih tiket ke partai puncak pertama kalidalam sejarah klub masingmasing.

RB Leipzig yang baru berdiri pada 2009 sukses melaju ke semifinal setelah mengalahkan Atletico Madrid dengan skor 2-1. Begitu juga dengan PSG yang sukses ke semifinal secara dramatis seusai menumbangkan Atalanta dengan skor 2-1. 

Meski tak semuda Leipzig, PSG yang berdiri pada 1970 baru kembali ke semifinal dengan terakhir kali mereka cicipi pada 1995. Selain kental persaingan pengukiran sejarah klub, laga ini juga akan menjadi pembuktian bagi juru taktik Leipzig Julian Nagelsmann yang akan menghadapi mantan mentornya yang kini melatih PSG, Thomas Tuchel.

Sekitar 12 tahun lalu, Tuchel merupakan pelatih tim cadangan Augsburg dan Nagelsmann yang berposisi sebagai bek di klub tersebut harus menyudahi karier profesionalnya akibat cedera lutut.

Kini keduanya sama-sama harus saling sikut untuk meraih tiket final. Nagelsmann mengaku tertantang dan berusaha menghapus rekor buruk saat melawan Tuchel. Dari tiga kali pertemuan ketika Nagelsmann masih melatih Hoffenheim, hanya sekali dia meraih hasil imbang. Dua kekalahan dialami ketika Tuchel melatih Borussia Dortmund.

Nagelsmann mengaku mewaspadai kekuatan Tuchel yang kini menangani skuad bertabur bintang, seperti Kylian Mbappe, Mauro Icardi, Neymar, dan Angel Di Maria.

“Mereka (PSG) menyerang dengan cara yang berbeda dengan Atletico. Di Maria yang kembali dari hukuman akan menambah opsi di lini depan. Pertahanan mereka sangat impresif dengan pengalaman dan mental yang luar biasa. Namun, saya tahu tim saya akan memberi perlawanan nantinya,” kata Nagelsmann seperti dilansir dari situs resmi klub.

Sementara itu, Tuchel juga harus waspada meski memiliki pemain top. Penjaga gawang andalannya, Keylor Navas, masih mendapat perawatan di paha kanannya. DIprediksi, Tuchel akan menurunkan Sergio Rico.

“Mereka (Leipzig) tim muda dan berani. Mereka tampil dominan melawan Atletico Madrid, menguasai bola, dan menyerang tiada henti. Kami tidak bisa bergantung pada nama kami. Kami harus melakukan yang terbaik. Kami punya kualitas, kami harus bersama-sama dan mengerahkan segalanya untuk memenangi laga nanti,” kata Marquinhos.

Berbenah

Pelatih Manchester United Ole Gunar Solskjaer mengaku kecewa karena timnya harus mengakhiri perjalanan di Liga Europa. Manchester United harus menelan pil pahit setelah dibungkam Sevilla pada semifinal Liga Europa, kemarin dini hari.

Sempat unggul melalui gol penalti Bruno Fernandes pada menit ke-9. Sevilla berbalik unggul melalui dua gol Suso di menit ke-26 dan sontekan Luuk De Jong pada menit ke-78.

United pun harus mengakui bahwa Sevilla lebih paham Liga Europa mengingat klub asal Spanyol itu sudah lima kali juara. “Kami harus berbenah jika ingin melaju lebih jauh. Saya tidak pernah sampai hingga tiga semifinal dalam satu musim dan menelan kekalahan ketiganya itu sangat mengecewakan. Kami harus segera berbenah,” kata Solskjaer seperti dilansir dari situs resmi klub. (Dierotenbullen/R-3)