Emery Rajai Liga Europa

KEMENANGAN Arsenal atas wakil Ukraina Vorskla dengan skor 4-2 pada babak penyisihan Grup E Liga Europa, Jumat (21/9) dini hari, bernilai banyak bagi sang entrenador, Unai Emery.

Emery memiliki kenangan manis di ajang Liga Europa selama karier kepelatihan profesionalnya.

Ia merupakan pelatih tersukses dengan catatan hattrick gelar di turnamen kasta kedua di Eropa tersebut pada musim 2013/2014 hingga 2015/2016 lalu. Kesuksesan tersebut ia raih saat masih menukangi klub La Liga, Sevilla.

Sejak saat itu, Emery naik level dengan mengomandoi Paris Saint-Germain (PSG). Tapi, selama dua musim mengarungi kompetisi Liga Champions, ia gagal membawa timnya merengkuh gelar. Emery kembali beraksi di Liga Europa bersama Arsenal musim ini.

Pada pertandingan comeback-nya ini, ia langsung mencatatkan pesan positif. Tripoin yang diraih Arsenal di Emirates Stadium menjadikannya sebagai pelatih yang mampu meraih kemenangan terbanyak dibandingkan pelatih-pelatih klub Eropa lainnya. Emery mencatatkan kemenangan sebanyak 32 kali di ajang Liga Europa.

Akan tetapi, permainan Mesut Ozil dkk tidak sepenuhnya memuaskan pelatih 46 tahun itu. Pasalnya konsentrasi anak asuhnya terpecah pada 20 menit terakhir yang menyebabkan Vorskla mampu memperkecil ketertinggalan.

Dwigol Pierre-Emerick Aubameyang (32' dan 56') yang dilengkapi Danny Welbeck (48') serta Mesut Ozil (74') membuat 'The Gunners'--julukan Arsenal-- unggul 4-0.

Tapi di sisa pertandingan seusai gol Ozil, tim arahan Vasiliy Sachko mampu mencetak dua gol yang dilesatkan Vladimir Chesnakov di menit 76 dan Vyacheslav Sharpar di perpanjangan waktu.

"Pada 20 menit terakhir kami perlu lebih baik dari sisi persaingan. Hal ini cukup mengecewakan. Tantangan kami saat ini membuat tim selalu bersaing dalam 90 menit pertandingan," ujar suksesor Arsene Wenger ini.

Kemenangan membuat Arsenal memuncaki Grup E, unggul efektivitas gol dari Sporting Lisbon yang menang 2-0 dari Qarabag. Sedangkan, Chelsea sementara menduduki peringkat kedua Grup L di bawah Bate Borisov. (AFP/bbc/OL-2)