Jadi Pemain Terbaik, Modric Tetap Sedih

KAPTEN dan gelandang Timnas Kroasia, Luka Modric, masih menganggap timnya bermain lebih baik dari Prancis. Ia bahkan mengutuk gol kedua Prancis yang menurutnya berbau kontroversi.

Perjalanan Kroasia di Piala Dunia 2018 berakhir tidak seperti yang diharapkan. Vatreni harus menelan kekalahan 4-2 dari Prancis pada partai final, Minggu (15/7), di Stadion Luzhniki, Moskow.

Modric bernasib sama seperti Oliver Khan, Zinedine Zidane, dan Lionel Messi pada tiga Piala Dunia sebelumnya. Meski gagal menjadi juara, Maestro Real Madrid tersebut mendapat penghargaan pemain terbaik Piala Dunia.

Penghargaan individual tidak dapat mengobati luka Modric yang gagal membawa Kroasia meraih juara dunia. Ia merasa Kroasia kurang beruntung.

"Ya, saya pikir begitu (Kroasia kurang beruntung). Semuanya merasa hal yang sama bahwa kami bermain bagus. Saya pikir kami tim yang lebih hebat tapi terkadang yang lebih hebat tidak menang," kata Modric.

Modric menganggap gol kedua Prancis merupakan titik yang membuat timnya kalah. Gol tersebut merupakan cetakan Antoine Griezmann setelah VAR menangkap adanya handball oleh Ivan Perisic di kotak penalti.

Selain itu, ia juga merasa gol pembuka Les Bleus berbau kontroversi. Gol tersebut berawal ketikan Griezmann dilanggar di luar kotak penalti, kemudian tendangan bebasnya memaksa Mario Mandzukic mencetak gol bunuh diri.

"Kami terkejut ketika penalti diberikan, terutama ketika pelanggaran yang ia (wasit) berikan untuk gol pertama bukan sebuah pelanggaran menurut saya," ujar Modric.

"Kami bermain bagus dan dia memberikan penalti kepada mereka. Itu membunuh Anda. Tidak mudah untuk selalu bangkit," terangnya.

"Tapi kami tetap mencoba hingga akhir dan kami harus bangga atas itu. Tapi, pada akhirnya itu tidak cukup," sambungnya.

Piala Dunia 2018 diperkirakan bakal menjadi Piala Dunia terakhir bagi Modric. Meski, pemain berusia 32 tahun tersebut belum memberikan tanda-tanda pensiun dari timnas Kroasia. (Medcom/OL-2)