Putri Djarot Menangis Lihat Intimidasi

CALON Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat bercerita tentang anak bungsunya, Meisya Rizky Berliana, yang menangis saat melihat video Djarot diintimidasi saat menghadiri haul Soeharto di Masjid At-Tin pada 11 Maret lalu.

Di video itu Djarot mendapat cacian dari jemaah yang hadir.

Kisah itu diketahui Djarot dari istrinya, Happy Farida. Happy bercerita bahwa Meisya menangis di malam hari karena khawatir akan kondisi sang ayah.

Djarot pun memberikan nasihat kepada anaknya yang kini duduk di kelas 5 SD itu.

Ia meyakinkan Meisya bahwa dirinya baik-baik saja.

"Saya bilang enggak apa-apa, sabar. Yang menjaga ayah itu Allah SWT, itu juga saudara kita. Teman ayah semua juga mendoakan ayah," ungkap Djarot di Hotel NAM Kemayoran, Jakarta Pusat, kemarin.

Mantan Wali Kota Blitar itu juga mengungkapkan apa yang ia hadapi di Masjid At-Tin belum apa-apa jika dibandingkan dengan yang dihadapi Rasulullah.

Akhirnya putri Djarot pun mengerti.

Kekhawatiran juga dirasakan putri kedua Djarot, Karunia Dwihapsa Paramasari.

Karunia resah sampai khawatir ayahnya pergi me-ninggalkan dia dan keluarga.

"Anak saya yang nomor dua bilang, kalau ayah meninggal gimana, sekolah kami gimana, ya kan sudah dimasukkan ayah ke asuransi, yang bayar asuransi," ujarnya setengah berkelakar.

Djarot menyesalkan adanya paksaan dari kelompok tertentu untuk memilih kepala daerah dari golongan tertentu. Menurutnya, siapa pun berhak memilih dan dipilih.

"Namun, kalau memilih saya itu ada jalannya."

Ia menyebut jalan yang ditempuhnya bernama PBNU.

"PBNU bukan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, melainkan Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, Negara Kesatuan Republik Indonesia, Undang-Undang Dasar 1945. Ini jalan yang harus kita ambil," paparnya.

Jalan Pancasila digunakan untuk merawat kebinekaan demi tegaknya NKRI. (Mtvn/P-3)