Promosi Antikekerasan ke Dunia Barat

RAJA Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud ke Indonesia bermakna lebih dari sekadar kerja sama bilateral. Utusan khusus Presiden Joko Widodo untuk Timur Tengah, Alwi Shihab, berharap hubungan kedua negara kian memantapkan kerja sama ekonomi dan menyuarakan Islam sebagai agama damai.

Berikut wawancara wartawan Media Indonesia Sri Utami dengan Alwi Shihab, kemarin.

Bagaimana Anda memaknai kunjungan Raja Salman?

Presiden menyatakan ini kunjungan bersejarah. Saya pikir kunjungan ini membuahkan hasil. Ada investasi di bidang keagamaan, budaya, pertahanan, penerbangan, dan perikanan. Ini menunjukkan tekad kedua negara menjalin hubungan terutama di sektor ekonomi.

Nilai investasi dalam MoU Indonesia-Saudi diperkirakan amat besar. Begitu strategisnya Indonesia?

Saudi akan mengurangi ketergantungan pada minyak pada 2030. Mereka berusaha berinvestasi ke mana saja asal sifatnya nonminyak. Kita menawari investasi di sektor pariwisata dan infrastruktur perumahan murah. Saudi pun menawari pembangunan power plant (pembangkit).

Apakah Saudi juga ingin menjadi jantung Islam di dunia dan penyangga tiga benua (Arab, Afrika, dan Eropa)?

Dalam MoU yang ditandatangi ada butir yang menyatakan Saudi-Indonesia sepakat menyuarakan Islam yang sejuk, bersahabat, dan moderat.

Kekuatan Indonesia dan Saudi ini bisa menjadi promosi Islam yang antikekerasan ke dunia Barat. Saudi ingin bekerja sama dengan negara lain karena nilai strategisnya soal minyak tadi.

Perlindungan TKI tidak dibahas. Apakah ini terkait dengan moratorium pengiriman TKI? Faktanya banyak TKI masuk ke Saudi secara ilegal hingga saat ini?

Saudi butuh TKI, tetapi kita juga harus mengirim orang yang terampil. Imbauan mereka agar kita mengirim suster bertalenta disambut baik oleh masyarakat Saudi dan dijamin mendapat tempat. Ini kan bisa ditingkatkan.(X-3)