Para Calon Tebar Janji Turunkan Harga Sembako

CALON Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnam­a meng­anggap pergerakan harga sembako di Jakarta dalam beberapa tahun terakhir tidak begitu fluktuatif. Itu disebabkan laju inflasi di Ibu Kota selalu bergerak di bawah angka inflasi nasional.

“Bandingkan saja dengan provinsi lain. Kita itu paling baik laju inflasinya. Saya heran ada saja orang yang bilang Jakarta inflasinya tinggi. Itu dia bicara datanya enggak benar,” katanya di Rumah Lembang, Jakarta, kemarin.

Pemprov DKI juga aktif melakukan operasi pasar untuk menjaga kestabilan harga sejumlah komoditas sembako. Hanya saja, pria yang karib disapa Ahok itu merasa kebijakan operasi pasar tidak lagi efektif di Ibu Kota.

“Dulu operasi pasar bisa didatangin dua truk daging, habisnya sebentar. Tapi yang beli justru tukang daging. Itu enggak bisa dikontrol. Makanya diubah stateginya supaya perkulakan itu bisa menjamin daging subsidi bisa dibeli pemegang KJP dan gaji di bawah UMP,” ujar Basuki.

Ia pun berencana membangun pusat perkulakan di Kramat Jati dan Pulogebang supaya ada sembako murah. Menurutnya, sistem perkulak­an dapat memotong rantai distribusi. “Keluarga pemegang KJP dan yang gajinya di bawah UMP bahkan belinya cukup pakai harga pabrik,” tandasnya.

Calon gubernur nomor urut 3 Anies Baswedan menjelaskan strategi membenahi masalah melambungnya harga pangan ialah merombak jalur distribusi. Buruknya jalur distribusi menyebabkan harga naik berkali lipat.

“Harga cabai, misalnya. Jika di Brebes masih berkisar Rp15 ribu-Rp20 ribu, sampai di Jakarta bisa mencapai Rp40 ribu. Mengapa? Karena banyak tengkulak. Dari petani­nya, dari pedagangnya, dari pasarnya, dan seterusnya. Sampai di Jakarta sudah mahal,” terangnya di Jakarta.

Melambungnya harga kebutuhan bahan pokok juga menjadi perhatian calon nomor urut 1 Agus Harimurti Yudhoyono. “Distribusi kita perbaiki sehingga pedagang untung dan pembeli masih mampu membeli,” ucap Agus belum lama ini. (Jay/Kim/Nyu/P-5)