Kembalinya Novanto Disambut Positif

KEMBALINYA Setya Novanto menjabat sebagai Ketua DPR dinilai sebagai langkah politik untuk menjamin dukungan penuh Partai Golkar kepada pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla.

Pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Siti Zuhro mengemukakan hal itu menanggapi hasil Rapat Paripurna DPR yang menyetujui pengangkatan kembali Novanto sebagai Ketua DPR menggantikan Ade Komarudin yang ditarik Partai Golkar dari pimpinan parlemen.

"Untuk memastikan dukungan penuh Golkar yang diberikan kepada pemerintah, ketua umum yang turun langsung memimpin parlemen," ujar Siti saat dihubungi, kemarin.

Siti juga menyatakan bahwa pengangkatan kembali Novanto yang mengundurkan diri terkait kasus yang popular dengan sebutan 'Papa Minta Saham' itu sah secara hukum.

Pengangkatan Setya Novanto, sebelumnya, mendapat persetujuan seluruh fraksi di parlemen.

Sepuluh fraksi DPR memandang penggantian pimpinan sepenuhnya kewenangan internal parpol pengusung legislator dan tak bisa diintervensi.

"Saya sangat berterima kasih kepada seluruh anggota dewan dan fraksi-fraksi yang telah mengembalikan saya menjadi Ketua DPR," ujar Novanto seusai diambil sumpah jabatan di kompleks parlemen, kemarin.

Novanto juga mengapresiasi kebesaran hati Ade Komarudin yang lapang dada melepas jabatan Ketua DPR.

Fraksi Partai Demokrat melalui Benny K Harman mempertanyakan alasan pemberhentian Ade Komarudin yang dianggap tak beralasan kuat meskipun diakui bahwa penarikan anggota dari alat kelengkapan dewan merupakan kewenangan fraksi dan partai.

Benny juga menganggap penggantian Ketua DPR begitu terkesan terlalu diburu-buru.

Fraksi PDIP melalui politikus PDIP Aria Bima menyuarakan inisiasi perombakan UU MD3.

Tujuannya supaya ada perbaikan sistem formulasi penentuan pimpinan dewan.

Sementara itu, Presiden Joko Widodo mengatakan Istana tidak turut campur atas pergantian Ketua DPR dari Ade Komarudin ke Setya Novanto.

"Itu wilayah DPR. Kami ingin semuanya bermanfaat bagi bangsa dan negara," tandasnya. (Jay/Pol/X-6)