Pemindahan IKN Bisa Berkaca dari Banyak Negara

INDONESIA dapat mengambil banyak pelajaran dari sejumlah negara di dunia yang melakukan perpindahan ibu kota negara (IKN), salah satunya Kazakhstan. Optimisme dari kebijakan ini dapat melahirkan banyak manfaat bagi rakyat.

"Pemindahan ibu kota Kazakhstan dari Almaty ke Nursultan awalnya adalah pengembangan kota yang lama menjadi lebih luas ke arah kiri dan kanan. Nama Kota lamanya adalah Akmola, sama seperti di Indonesia atau Kalimantan Timur, yakni kota lamanya adalah Balikpapan dan Samarinda," ujar Duta Besar (Dubes) RI untuk Kazakhstan dan Tajikistan Fadjroel Rahman pada webinar bertajuk Kesuksesan Pemindahan Ibu Kota Negara di Dunia; Potret Loncatan Kemajuan IKN Nusantara, Minggu (27/2).

Ia mengatakan pemindahan IKN mendorong banyak sisi positif terutama optimisme bagi masyarakat dan dunia. Perubahan sudut pandang pembangunan akan tercipta yang berujung perbaikan kesejahteraan.

Baca juga: Pemindahan IKN, Dirjen IKP Kemenkominfo Ajak Bangun Semangat Indonesia Sentris 

Fadjroel menjelaskan salah satu konsep yang bisa ditiru dari Kazakhstan adalah kemampuan membuat simbiosis antara sejarah dan masa depan. Negara tersebut memiliki sekitar 130 suku bangsa.

"Indonesia ada 700-an suku bangsa. Kalau kita datang ke sini (Kazakhstan), ada etalase Bhineka Tunggal Ika," ucap Fadjroel.

Pada kesempatan sama, Ketua Umum Borneo Muda Harianto Minda mengatakan Indonesia harus berani melakukan pemindahan ibu kota ke Kalimantan Timur. Para pendiri bangsa telah memberikan contoh dengan mendirikan Indonesia.

"Kemudian pemindahan ibu kota juga bagian dari pergeseran episentrum Indonesia dari Jawa Sentris menjadi Indonesia Sentris," pungkasnya.

Anggota Komisi II DPR RI Zulfikar Arse Sadikin memaparkan wacana pemindahan ibu kota ini sudah lama. Namun, baru sungguh-sungguh dilakukan pada masa pemerintahan Presiden Jokowi dengan terbitnya UU Nomor 3 Tahun 2021 tentang IKN Nusantara.

Menurut dia rencana pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Nusantara merupakan hal yang fenomenal, monumental dan historikal. Fenomenal karena lokasi Nusantara tidak hanya melampaui daratan, tapi juga melampaui pulau dan lautan.

"Kemudian dianggap monumental karena IKN ini bagian dari cipta, rasa dan karsa bangsa Indonesia itu sendiri, dan dikatakan historikal karena IKN Nusantara ini merupakan tonggak sejarah dari bangsa Indonesia sendiri yang berbeda dari ibukota sebelumnya yakni Jakarta yang masih erat dengan pengaruh masa kolonial VOC dan kerajaan Belanda," paparnya.

Mantan Stafsus Bappenas Danang Rizki Ginanjar memaparkan bahwa pemindahan IKN merupakan tanda pergeseran episentrum pembangunan Indonesia. Nusantara juga merupakan bentuk sajian etalase Indonesia kepada dunia.

"Pembangunan IKN Nusantara bisa menjadi lokomotif Pemulihan ekonomi Indonesia pasca pandemi covid 19, dan juga menjadi bagian rencana besar untuk memanfaat bonus demografi dan menyongsong usia 100 tahun Indonesia pada 2045," pungkasnya. (OL-1)